Lewat Kampung KB, BKKBN Jatim Tekan Stunting

oleh -132 Dilihat
oleh

SURABAYA, PETISI.CO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim memiliki konsep dalam penanggulangan stunting (gizi buruk) baik dalam tahap pencegahan dan juga penanganan.

“Ada dua konsep yang kita siapkan dalam menangani stunting, yaitu pencegahan dan penanganan,” kata Kepala BKKBN Provinsi Jatim, H Yenrizal Makmur kepada wartawan di Surabaya, Rabu (14/11/2018).

Kasus stunting memang menjadi ancaman serius bagi anak-anak Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Munculnya kondisi tinggi badan yang rendah muncul pun karena beberapa sebab. Termasuk, akibat peran orang tua dan keluarga yang belum maksimal.

Dari data yang ada, sekitar 37,2 persen (hampir 8 juta) anak balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini membuat Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia.

Secara rinci, Yenrizal menyebut dalam hal pencegahan stunting, BKKBN memberikan pendampingan kepada ibu dan balita 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Sementara, dalam hal penanganan berupa stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan.

Terkait hal tersebut, lanjut dia, yang dilakukan orang tua dalam 1.000 HPK yaitu selama kehamilan harus mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ibu hamil melakukan pemeriksaan minimal empat kali selama kehamilan.

“Para ibu harus memberikan ASI selama 6 bulan. Dilanjutkan makanan pendamping ASI sampai 2 tahun,” ujar Yenrizal yang sebelumnya pernah bertugas di Riau.

Yenrizal membeberkan wilayah penanganan stunting tahun 2018 ada 1.000 desa di 100 Kabupaten/Kota. Untuk Jatim, kata dia, 110 Desa di 11 Kabupaten/Kota.

“Nah, salah satu program BKKBN dalam pengasuhan orang tua adalah Kampung KB. Kampung KB memiliki layanan teknis mulai dari posyandu, konseling pranikah hingga pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengasuhan orang tua,” jelasnya.

Jadi, tambahnya, mulai dari remaja sudah diperkenalkan dengan stunting dan BKKBN akan mendorong supaya orang tua dan remaja memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut.

Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Advokasi Penggerakan dan Infromasi BKKBN Jatim, Ernawati membeberkan pembentukan Kampung KB sudah mencapai 725 dan sudah tersebar di 38 kabupaten/kota. Pada tahun 2018 ini ditargetkan ditambah 625 kampung KB yang di prioritaskan untuk daerah terluar.

“Sampai September kemarin sudah tercapai 513 Kampung KB. Sisanya bisa terkejar di akhir bulan,” paparnya.

Menurutnya, ada lima faktor keberhasilan Kampung KB antara lain komitmen yang kuat dari pemangku kebijakan di semua tingkat. Meningkatkan jumlah program lintas sektor di kampung KB.

“Selain itu juga meningkatkan capaian program KKBPK. Semangat dan dedikasi para pengelola program KKBPK di lini lapangan serta partisipasi aktif masyarakat,” tambahnya. (bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.