Mahasiswa Unitomo Berkesempatan Magang di Jepang

oleh -76 Dilihat
oleh
Mr Kondo Yoshio, President Director (IFECE) dan Fuji LTD.

SURABAYA, PETISI.CO – Mahasiswa Universitas Dr Soetomo berkesempatan untuk membuka jejaring melakukan magang di Jepang dengan gaji yang cukup tinggi. Seperti disampaikan Desy Irmayanti, Ketua Panitia Kuliah Tamu Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (FS Unitomo) dengan mengangkat tema “Penggunaan AI dan Situasi Dunia Bisnis Perhotelan di Jepang”, Rabu 23 Oktober 2019.

“Kami telah menjalin kerja sama dengan International Foundation of Education and cultural Exchange (IFECE) lebih dari tiga tahun terakhir, sudah banyak mahasiswa yang magang di Jepang. Kami kembali memberi kesempatan kepada mahasiswa, minimal semester lima untuk bisa juga kerja part time dengan visa pelajar. Karena mereka membutuhkan itu,” tegas Desi.

Kuliah tamu yang berlangsung di Ruang RM Soemantri, dibuka langsung oleh Dekan FS, Cicilia Tantri.

“Kuliah ini menjadi penting bagi mahasiswa Prodi Jepang untuk membuka cakrawala budaya kerja bidang perhotelan yang ada di Jepang,” ungkapnya saat memberikan sambutan.

BACA JUGA: 898 Lulusan Unitomo Diwisuda

Diikuti puluhan peserta dari mahasiswa Prodi Sastra Jepang, kegiatan ini mendatangkan Kondo Yoshio, President Director IFECE dan Fuji LTD sebagai pemateri.

Dalam paparannya Kondo Yoshio menyampaikan data mengenai wisatawan asing yang datang ke Jepang justru tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang berkecimpung di dalamnya.

Di dunia perhotelan Jepang, pada 2010 jumlah yang menginap di hotel mencapai 400 juta hari inap. Dan tenaga kerja yang berkecimpung sebesar 3.960.000. Pada 2018 jumlah yang menginap di hotel mencapai 520 juta hari inap dan tenaga kerjanya justru menurun menjadi 3.930.000.

“Kemungkinan besar tahun-tahun yang akan datang juga akan berkurang,” ujar Kondo saat menyampaikan materi.

BACA JUGA: 400 Delegasi Pramuka Penegak dan Pandega Latgab di Unitomo

Jepang pun melakukan antisipasi. Apalagi pada 2020 mendatang, Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade. Diperkirakan jumlah wisatawan yang datang mencapai 40 juta orang. Jika tidak diimbagi dengan jumlah tenaga kerja yang memadai, maka akan kacau balau.

“Kita mulai memperbaiki diri, agar pekerja tidak keluar masuk. Pekerja itu paling lama tiga tahun bekerja di hotel, setelahnya hengkang. Karena itu kita mencoba memerbaiki tunjangan pekerja hingga naik 30 persen. Dan juga membuat program visa khusus untuk tenaga kerja asing yang memiliki keahlian khusus,” ujar Mr Kondo.

Hal lainnya yakni dengan memperluas dan mengembangkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Jepang yang ahli di bidang tersebut, mulai mengembangkan sistem robotik untuk bisa membantu pekerjaan di hotel.

“Tapi semua masih butuh sentuhan manusia. Jadi kita tetap butuh dan merekrut tenaga ahli dari luar Jepang untuk bisa bekerja di bisnis perhotelan,” tukasnya. (*/cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.