Majelis Sholawat dan Tausiyah Kebangsaan Bersama Habib Luthfi di Monumen SLG Kediri

oleh -153 Dilihat
oleh
Panggung tauziah kebangsaan bersama Habib Lutfi di Simpang Lima Gumul

KEDIRI, PETISI.CO – Alim ulama dan umaro bersatu dalam sholawat dan mendengarkan Tausiyah kebangsaan di kawasan monumen SLG Kabupaten Kediri, Jumat malam.

Merajut kebhinekaan dalam bingkai NKRI dan untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri 1219, Pemda Kabupaten Kediri menggelar acara majelis sholawat dan Tausiyah kebangsaan di Monumen SLG, Jumat malam (12/5/2023) dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.

Acara tersebut dihadiri juga Bupati Kediri, Para Tokoh Agama, TNI , Polri , ASN Pemda, Forkopimda Kabupaten Kediri, hingga ribuan masyarakat melebur jadi satu dalam wadah NKRI.

Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan majelis sholawat yang fenomenal dari kota batik Pekalongan “Az-Zahir” di bawah binaan Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf.

Ribuan masyarakat Kabupaten Kediri memenuhi Monumen dan sangat antusias mengikuti majelis yang penuh berkah tersebut.

Tak hanya itu, Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf juga mengisi tausiyah sedikit yang inti ceramahnya adalah bagaimana cara kita harus berbuat baik dan menjaga kerukunan antar sesama.

“Kita sebagai manusia harus selalu berbuat baik kepada sesama, tak hanya habluminallah namun habluminannasnya juga. Terlebih di zaman yang banyak finah yang ingin memecah belah umat sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa,” ucap Habib Ali.

Dalam kegiatan tersebut, Sosok ulama kharismatik yang merupakan Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya memberikan tausiyah kebangsaan untuk memperkuat ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathoniyah dalam merajut persatuan dan kesatuan bangsa.

“Semakin menurunnya kecintaan kepada bangsa dan tanah air. Apel kebangsaan dan kirab bendera merah putih salah satu momentum untuk mengingat dan menghayati nilai-nilai perjuangan para leluhur pendiri bangsa Indonesia,” kata Habib Luthfi

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres RI) ini menegaskan dan mencontohkan budaya membangun rumah dimana terdapat segala bentuk keperluan.

“Budaya membangun. rumah harus dirawat. Terdapat janur, tebu, padi, kelapa, pisang dan tidak cukup itu saja. Namun juga memasang Merah Putih dengan ingkung ayam juga disertai bacaan sholawat. Merah Putih merupakan budaya harus dilestarikan di dada kita. Maka kita sebagai penerus bangsa wajib menjaga persatuan dan kesatuan jangan mudah dipecah belah hingga saling bermusuhan,” ungkapnya.

Sebagai penutup acara Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya memanjatkan doa kepada Allah semoga Bangsa Indonesia selalu diberikan keamanan, keselamatan, kekuatan persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia agar lebih maju dan hebat di mata dunia.

Pada kesempatan yang lain saat ditanya Muhammad (20) salah satu santri yang hadir bersama seluruh teman-temanya menyampaikan merasa sangat senang karena setelah sekian lama terlebih terkendala pandemi bisa menghadiri majelis yang penuh barokah ini.

“Saya senang sekali pak. Seakan rasa rindu untuk bersholawat bersama dan mendengarkan siraman rohani dari para guru mampun menyejukkan hati. Apalagi bisa menyambung persaudaraan antar saudara muslim khususnya di Kabupaten Kediri,” pungkasnya. (bam)

No More Posts Available.

No more pages to load.