TULUNGAGUNG, PETISI.CO – Sebanyak 680 siswa kelas XII SMKN 3 Boyolangu Kabupaten Tulungagung melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
“UNBK dilaksanakan selama 4 hari yang diikuti 680 siswa/i dan pelaksanaan ujian dibagi 3 sesi.sesi pertama pukul 07.30-09.30 WIB,yang kedua pukul 10.30-12.30 WIB dan yang ketiga pukul 14.00-16.00 WIB,” tutur Kepala SMKN 3 Boyolangu, Muhari saat di kantornya, Selasa (17/3/2020).
Hari pertama dengan mata uji Bahasa Indonesia,hari kedua matematika,ketiga Bahasa Inggris dan yang hari keempat dari Kejuruan.
UNBK kali ini memang beda dari sebelumnya,kata Muhari melanjutkan,ditengah merebaknya isu virus Corona diharapkan anak-anak tidak menjadi takut namun ada cara untuk membantu mencegah penyebaran Corona tersebut.
“Sebelum masuk ruang ujian peserta didik kita minta untuk cuci tangan dengan sabun antiseptic demikian juga para guru maupun pengawas ujian,” imbuhnya.

Hal tersebut diberlakukan selain untuk kelancaran dan mensukseskan ujian Nasional juga mensukseskan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Corona.
“Alhamdulillah hari pertama peserta ujian ikut semua dan hari kedua ini 100 persen ikut semua,” sambungnya.
Demi kelancaran UNBK,terkait jaringan server dan listrik pihak SMKN 3 Boyolangu sudah menyiapkan agar tak terjadi kendala saat ujian berlangsung.
“Untuk server insya Alloh kita banyak teknisi,dari sisi kemampuan servernya sudah handal baik teknisi maupun jaringan Alhamdulillah tidak ada masalah,” ujar Muhari.
Sedangkan kelistrikan,lanjut dia,pihaknya sudah sosialisasi ketika pada waktu rapat pengawas sub rayon 1 2 dan 3 pihak PLN menjamin tidak ada pemadaman selama ada UNBK.
“Tapi itu yang sifatnya dari teknis,tapi kalau mungkin diluar dari faktor alam PLN tidak menjamin.namun insya Alloh dari sekolah juga sudah menyiapkan jenset dengan daya yang cukup besar sekitar 110 kva sehingga sudah siap bilamana ada pemadaman listrik dari faktor alam,” tandasnya.
Dengan ujian ini, Muhari berharap bisa menjadi review baginya dan pendidik apabila hasilnya bagus/baik untuk mendorong anak-anak masuk ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi atau lainnya.
“Kalau hasilnya kurang baik tentunya untuk review/evaluasi bagi kita yang diamanahi dalam ruang sekolah ini untuk memperbaiki proses pembelajaran di masa mendatang,” pungkasnya.(par)