Menakar Komitmen Calon Kepala Daerah dalam Mainstreaming Isu Perubahan Iklim

oleh -79 Dilihat
oleh
Diskusi luring cakada peduli lingkungan Lamongan.

LAMONGAN, PETISI.CO – Untuk mengetahui sejauh mana Paslon Pilkada Lamongan 2020 yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim di Lamongan.

Radesa Institute kerjasama West Minister Foundation for Democracy-The Conservative didukung oleh PC PMII Enviro Institute dan Climate Reality Projeck, membedah program dari ketiga paslon, mana yang lebih berpihak dalam kelestarian lingkungan.

Menurut Billy Ariez Direktur Radesa Institute, alasan kenapa kita harus mengetahui sejauh mana program para Cakada Lamongan dalam melindungi lingkungan dan mencegah emisi karbon yang mengancam lingkungan khususnya Kabupaten Lamongan.

Alasannya adalah agar masyarakat Lamongan tidak terjebak janji manis pembangunan Lamongan, namun mengesampingkan kepentingan kelestarian lingkungan, terang Billy Ariez saat diskusi “Menakar Komitmen Cakada Dalam Mainstreaming Isu Perubahan Iklim”, Minggu (29/11/20) secara Luring dari Universitas Islam Lamongan gedung B lantai 3.

Dari ketiga Paslon Pilkada Lamongan, Kartika Hidayati satu satunya Cakada yang ikut diskusi ini, sementara dua Cakada lainnya Ir. Suhandoyo dan Yuhronur Effendi tidak bisa mengikuti karena kesibukkannya.

Dalam pemaparannya, Kartika Hidayati menyampaikan bahwa untuk menjaga kelestarian lingkungan, pihaknya akan mengevaluasi Rencana Tata Ruang dan Wilayah, demi menjaga Green Ekonomi.

Ekonomi boleh menanjak tapi harus tetap Green atau hijau, lahan hijau harus kita selamatkan, begitu pula lahan pangan kita, karena PDRB kita yang terbesar dari sektor pertanian.

Yang kedua permasalahan banjir dan kekeringan yang hampir tiap tahun terjadi, kami KarSa sudah ada formulasinya. Diketahui Lamongan ini banyak sekali Rawa yang itu adalah hak milik dari Pemprov.

Nah ini kita akan duduk satu meja dengan Pemprov untuk segera menormalisasinya dan mengembalikan fungsinya sebagai Bank Air. Karena kita ketahui ada beberapa petani yang menggunakan lahan rawa itu dengan sistem sewa kepada oknum oknum yang menyalahgunakan kewenangannya.

Maka nanti kita akan mencarikan lahan pengganti agar para petani itu tetap bisa bercocok tanam. Istilahnya kita menyelesaikan masalah tanpa harus menimbulkan masalah di kemudian hari.

Maka untuk itu, pemerintah tidak bisa jalan sendiri dan kami butuh masukan dari elemen masyarakat untuk membangun Lamongan lebih baik, terlebih kita harus mampu menyiapkan peningkatan ketahanan pangan terhadap bencana alam.

Selain mengundang investor untuk masuk ke Lamongan, mereka para investor juga harus berkomitmen untuk menekan pengangguran dan menjadikan wilayah sekitar tetap sehat dan bersih dari polusi industrialisasi.

Dan tidak tertutup kemungkinan jika ekonomi kita meroket, maka sampah pun akan naik. Kita juga sudah menyiapkan hal itu. Karena seperti di Jepang sampah bisa menjadi sebuah energi. Dan kami saat ini sudah bersama sama teman-teman NGO membahas agar sampah ini juga bisa menjadi sumber energi alternatif untuk listrik.

“Maka kami sudah menyiapkan semuanya mengurus Lamongan untuk warganya lebih sejahtera baik secara mikro maupun makro,” bebernya lagi.

Mendapati pemaparan itu, Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universiras Indonesia Dr. Mahawan Karuniasa sebagai panelis mengapresiasi skema program Green Ekonomi dari pasangan KarSa.

Karena meski ekonomi meningkat tapi tetap berpegang teguh penyelamatan lingkungan dari polusi dan limbah industri yang diutamakan.

Sedangkan dalam kacamata Akademisi Unisla Dr. Fatkhur Rahman Sueb juga mengapresiasi terkait kesiap siagaan program KarSa dengan adanya program peningkatan ketahanan pangan terhadap bencana alam. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.