Mengapa Banyak Pemuda Menginginkan La Nyalla for President?

oleh -87 Dilihat
oleh
Catatan:  Prof Dr Sam Abede Pareno

Akhir-akhir ini viral di media sosial adanya kehendak kalangan milineal agar La Nyalla Mattalitti maju dan diajukan sebagai calon presiden di tahun 2024.

Dengan cepat pula mereka, yang bukan anggota suatu partai politik–melainkan kebanyakan berasal dari ormas Pemuda Pancasila, organisasi yang telah membesarkan nama La Nyalla, memasang status khusus LNM for President.

Sebelum rame-rame namanya dikehendaki untuk maju dan diajukan sebagai calon presiden, saya yang pernah menulis biografi beliau bertanya, apakah tidak punya rencana untuk maju sebagai RI-1, kan sekarang sudah menjabat ketua DPD?

Beliau menjawab, “Beri kesempatan pada saya untuk menyiapkan diri dalam waktu satu-dua tahunlah”.

Belum setahun, tiba-tiba booming kehendak dari kalangan milenial. Tentu ini bukan secara kebetulan dan unplaned.

Tetapi, saya tak ingin menyoal hal itu. Saya lebih tertarik untuk mempertanyakan di balik kehendak kaum muda tersebut.

Mungkinkah mereka sudah yakin betul bahwa hanya La Nyalla yang sanggup melanjutkan estafeta kepemimpinan nasional dibandingkan nama-nama yang digadang-gadang oleh oligarki partai politik dan kalangan oposisi?

Sekadar meminjam istilah yang dikemukakan oleh failosof Engels, tesis-antitesis-sintesis, maka agaknya La Nyalla adalah calon sintesis dari calon-calon oligarki parpol dan golongan oposisi sebagai tesis dan antitesis. La Nyalla punya kemampuan manajerial yang lateral namun beliau tak pernah menjadi pengritik pemerintah.

Bertahun-tahun memimpin Pemuda Pancasila di Jatim, tak pernah sekali pun konflik dengan pemerintah daerah ataupun mengerahkan massanya untuk mendukung gerakan oposisi. Itulah yang menjadikan dirinya sebagai sintesis.

La Nyalla adalah tokoh yang selalu memberikan solusi

Para milineal sudah jenuh dengan gaya dan retorika tokoh-tokoh yang ada. Kalau tidak membela ya menghujat habis-habisan.

La Nyalla adalah tokoh yang selalu memberikan solusi pada permasalahan yang ada, terutama yang menyangkut kepentingan daerah. Oleh karena itu slogan pencalonannya adalah “Dari daerah untuk Indonesia” dan “Nyalakan Indonesia”. Slogan yang tepat.

Saya teringat Koentjaraningrat yang mengatakan kebudayaan nasional Indonesia adalah kebudayaan -kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. La Nyalla berdarah Bugis Makassar namun lahir di Jakarta dan besar di Surabaya. Ayahnya alm.Mahmud Mattalitti seorang dosen di Fak.Hukum Unair, kakeknya alm.Mattalitti seorang saudagar muslim yang taat di Surabaya.

La Nyalla lulusan Fak Teknik Univ. Brawijaya. Dalam jiwanya bersemi nilai-nilai wirausaha, intelegensia, dan moral yang tinggi. Beliau tegas dan punya rasa percaya diri yang kuat, namun sangat menghormati para kiai, intelektual, dan pejuang moralitas.

Barangkali La Nyalla bisa diusung oleh partai-partai politik. Insyaa Allah. ? (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.