Mengimplementasi Kurikulum Merdeka, Ratusan Guru SMKN 1 Rejotangan ikuti IHT Terkait KKTP

oleh -171 Dilihat
oleh
Ratusan Guru SMKN 1 Rejotangan ikuti IHT Terkait KKTP

TULUNGAGUNG, PETISI.COSekitar kurang lebih 167 guru SMKN 1 Rejotangan mengikuti IHT (In House Training) dan sharing informasi terkait Diferensiasi learning dan KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran), Senin (10/7/2023).

Diferensiasi learning dan KKTP merupakan bagian penting untuk lembaga sekolah dan guru mengimplementasikan kurikulum Merdeka belajar.

Kepala SMKN 1 Rejotangan Masrur Hanafi (tengah), Dr. Hari Siswanto (kiri) usai memberikan keterangan

Menurut Dr Hari Siswanto yang merupakan asesor serta akreditor, diferensi learning adalah mencari informasi terkait kebutuhan pembelajaran siswa yang diawali dengan assesmen diagnostik.

“Assesmen diagnostik akan menghasilkan sebuah hasil yaitu menentukan persiapan, minat, dan gaya belajar,” ucapnya.

Dr Hari menerangkan, sebenarnya konsep pembelajaran ini adalah ingin menggali kebutuhan kebutuhan di peserta didik.

“Dari konsep itulah diferensiasi learning menggali kebutuhan anak anak, tidak berdasarkan keinginan gurunya,” terangnya.

Dr Hari mengaku jika dirinya juga diundang untuk memberikan materi KKTP.  Dijelaskannya, KKTP merupakan migrasi dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM adalah konsep dari kurikulum 13, sedangkan KKTP merupakan konsep dari kurikulum Merdeka.

“Ini tidak berbeda secara signifikan tapi substansinya yang sangat berbeda,” ujarnya.

Pada Kurikulum merdeka tidak berdasarkan absolut tetapi berdasar pada rentang nilai.

“Jadi anak anak dikatakan tuntas atau tidak tuntas bukan karena kuantitatif yang harus minimal 75 itu tidak, tapi berdasarkan rentang yang tergantung guru mata pelajaran yang mendesain terkait KKTP menyangkut dengan evaluasi Ketuntasan belajar anak anak di sekolah masing-masing,” imbuhnya

Dr Hari mengapresiasi bahwa di SMKN 1 Rejotangan yang telah mempioneri KKTP untuk IHT.

“Yang jelas saya sudah melihat di sini sudah mempioneri artinya kepekaan Kepala sekolah terhadap dunia pendidikan cukup tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Rejotangan, Masrur Hanafi menyampaikan, menghadapi tahun pelajaran baru seluruh guru atau tenaga pendidik SMKN 1 Rejotangan di move on yaitu tentang inovasi, improfisasi, eksplorasi dan eksploitasi kemampuan guru.

Kegiatan tersebut merupakan hal biasa setiap tahun diadakan pada setiap menjelang tahun pelajaran baru.

“Iya benar, setiap tahun hal biasa setiap tahun menjelang tahun pelajaran baru dilakukan IHT,” ujarnya.

Hanafi menerangkan, pada intinya terdapat empat hal yang merupakan ruh dari kegiatan IHT itu diantaranya, filosofi, psikologi, sosiologi dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

“Sebenarnya filosofinya tetap sama, kurikulum itu tujuan akhirnya hasil dari proses pembelajaran dua macam Avektif dan kognitif. Kalau dulu bahasanya Budi pekerti karakter dan kepintaran,” ucapnya.

Masih kata Hanafi, dari dahulu tahun 1975 kurikulum hingga sekarang bentuk tidak berbeda namun hanya bahasa dan kemasannya berbeda.

“Kemasan beda ini harus move on pada  setiap guru. Apa move on nya, yaitu tadi tentang psikologinya, sosiologinya dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan,” terangnya.

“Intisari dari kesemua kurikulum yaitu menghasilkan lulusan yang punya karakter, karakter building dan sisi akademik,” tandasnya. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.