Menilik Aktor Intelektual Ketidakberesan SMAN 1 Sumenep, Berikut Curhatan Sukarman

oleh -140 Dilihat
oleh
SMAN 1 Sumenep yang ada di Jl. Payudan Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep.

SUMENEP, PETISI.CO – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumenep, satu-satunya Sekolah Negeri yang dianggap favorit di Kota Keris, ternyata berbanding terbalik dari penilaian sebutan namanya. Pasalnya, lembaga pendidikan yang ada Jl. Payudan Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep ini penuh ketidakberesan, Rabu (28/4/2021).

Ketidakberesan dimaksud yang berbau dugaan maraknya terjadinya pungutan liar (pungli) yang dibebankan pada siswa atau wali murid. Berdasarkan catatan yang pernah ditayangkan dimuat awak media petisi.co sebelumnya. Di antaranya mulai dari PPDB 2020, pembiayaan e-book, pembiayaan pengadaan tanah hingga pembiayaan SPP.

Bahkan terbaru, berdasarkan data informasi yang dikantongi diterima awak media petisi.co, seorang siswa di SMAN 1 Sumenep, harus terhenti tidak bisa mengikuti ujian lantaran tidak melakukan pembayaran. Kasus serupa ini pun terjadi di tahun sebelumnya.

Tentu ini sangat miris dan ironi, wadah yang seharusnya memberikan output dalam mencerdaskan anak bangsa ini terhalang sekaligus dicoreng oleh Sekolah Negeri favorit di Kabupaten Sumenep ini. Sehingga harus menjadi perhatian bersama terutama pihak terkait dalam hal ini Gubernur Jawa Timur dan Penegak Hukum.

“Anak kami sekarang tidak bisa ikut ujian karena untuk ikut ujian harus menunjukkan kartu bukti pembayaran itu,” demikian tegas orang tua/wali murid SMAN 1 Sumenep kepada awak media petisi.co, Senin (26/4/21).

Lagi-lagi terkait ikhwal tersebut, Sukarman, Kepala SMAN 1 Sumenep yang baru ini mengaku, tidak memerintahkan. Dan menariknya menyebut kasus itu adalah ulah oknum.

“Ndak Mas, saya tidak memerintahkan seperti itu. Itu okelah saya anggap oknum saja menurut saya,” demikian sebut Sukarman yang tetap konsisten dengan yang diungkapkan sebelumnya.

Sesuai yang pernah dimuat oleh awak media petisi.co, sederet penarikan biaya pada siswa yang terjadi di SMAN 1 Sumenep itu disebut ulah dari kebijakan Kepala Sekolah yang sebelumnya. Berdasarkan pengakuan keterangan dari Sukarman, Kepala Sekolah saat ini.

Untuk diketahui, sebelum Sukarman, Kepala SMA Negeri 1 Sumenep saat ini, itu dijabat oleh Syamsul Arifin, yang saat ini tengah menjabat Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sumenep. Yang memiliki tugas dan fungsi berdasarkan peraturan Gubenur Jawa Timur No. 81 Tahun 2016, diantaranya pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan yang bertanggung kepada Gubernur.

“Jadi kan saya melanjutkan kebijakan dari Kepala Sekolah yang sebelumnya,” demikian terang Sukarman memberikan pengakuannya kepada awak media petisi.co.

Curhatan Sukarman yang berhasil dihimpun awak media petisi.co

Sukarman, Kepala Sekolah saat ini menyatakan, di SMAN 1 Sumenep mengaku posang elekkena alias kebingungan karena pekerjaan rumah itu terlalu banyak.

Bahkan awal, dirinya mengaku sempat tidak mau ketika hendak ditunjuk untuk posisi Kepala SMAN 1 Sumenep. Karena yang sempat terbesit di benaknya, premis yang disampaikan Kacabdin Jatim Wilayah Sumenep, mantan Kepala SMAN 1 Sumenep, menganggap dirinya orang yang tepat untuk memperbaiki. Dari situ dirinya bertanya-tanya ada apa?

Ternyata setelah resmi menjabat definitif. Kecurigaan yang sempat menjadi pertanyaan diketahui. Pada pokoknya, tidak selaras dengan eksistensinya, satu-satunya sekolah negeri favorit Kabupaten Sumenep.

Yang pertama beber Sukarman, yang bikin mengganjal dibenaknya dalam fokus rencana kerjanya itu soal tanah. Bahkan dari saking mengganjalnya menghambat dirinya fokus dalam bekerja sempat tidak mau ambil pusing dengan ingin melepas persoalan tanah itu. Kendati harus dilelang.

“Masak selamanya akan minta partisipasi masyarakat,” kata Sukarman. Tentang persoalan tanah di SMAN 1 Sumenep, sesuai yang pernah dimuat awak media petisi.co sebelumnya, siswa atau orang tua siswa ini dibebankan biaya sebesar Rp 2.500.000 yang dibayar setiap tahun. Kedua beber dia terkait Pembangunan Masjid di SMAN 1 Sumenep.

Bahkan Sukarman sempat mengaku kalau dirinya menjabat menjadi Kepala Sekolah lebih enak ditempat yang sebelumnya, di SMAN 1 Kalianget. Ketimbang posisi sekarang, Kepala Sekolah di SMAN 1 Sumenep, Sekolah yang dianggap favorit ternyata penuh ketidakberesan di dalamnya. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.