Menjaga dan Ajak Warga Menghadapi Covid-19 dengan Bijak  

oleh -90 Dilihat
oleh
Hery Sudarmanto SH, Ketua RT 06/05, Keluarahan Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.
Kegigihan Ketua RT 06/RW 05, Kelurahan Menanggal Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Mengetahui, memahami, dan memilih berita resmi serta bersikap bijak untuk menghadapi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) yang menyebar di Kota Surabaya dengan cepat. Itulah yang dilakukan Hery Sudarmanto SH yang dilantik sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) 06/05, Keluarahan Menanggal, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya akhir bulan Januari 2020 lalu untuk berani menghadapi Covid-19 dengan bijak.

Di awal bulan Maret 2020 Covid-19 mulai menyebar di Kota Surabaya, di tengah ketidak pastian dan simpang siurnya informasi tentang Covid-19 saat itu, warga khususnya di Kelurahan Menanggal lebih banyak untuk menyelamatkan diri masing-masing dengan berdiam diri di rumah. Warga hanya bisa mengupdate informasi tentang Covid-19 melalui media sosial dan siaran TV.

Sebagai Ketua RT yang telah menerima amanah dari warganya, Hery tidak tinggal diam. Dimana di awal penyebaran Covid-19, ia juga tidak mengetahui tentang virus yang menjadi pandemi itu. Dengan menggunakan teknologi internet di handphonenya, ia berusaha untuk mengetahui dan memahami tentang virus yang berhasal dari Wuhan, Cina itu.

“Awalnya saya berusaha untuk mengetahui dan memahami tentang Covid-19, bukan dari berita hoaks. Yaitu dengan mencari berita resmi selektif di medsos, kesaksian dokter luar dan dalam negeri saya simak, baca, dan diikuti,” kata Hery yang juga mantan dosen di sebuah perguruan tinggi di Surabaya.

Dengan keyakinan, Hery berusaha mencari berita tentang Covid-19 secara resmi selektif di medsos, kesaksian dokter luar dan dalam negeri disimak, dibaca, dan diikuti.

“Saat awal pandemi Covid-19 itu masih membingungkan dan warga takut untuk bertindak. Covid-19 harus dihadapi dengan bijak dan bukan untuk ditakuti dan bukan untuk ditantang,” tambah Hery.

Ia pun mengambil langkah bagaimana secara pribadi dan warganya tidak terpapar Covid-19. Ketua RT memberikan edukasi dan pemahaman dan mensikapi peristiwa di ini.

Hery segera bergerak cepat dengan mengajak pengurus RT untuk menentukan langkah dalam menghadapi penyebaran Covid-19 yang sudah memakan korban. Mengikuti imbaun dari pemerintah, diawali dengan sosialisasi gerakan 3M (Menjaga Jarak, Mencuci Tangan di air mengalir menggunakan sabu, Memakai masker saat keluar dari rumah).

Sosialisai disampaikan dengan pemasangan banner, spanduk, selebaran dan menerapkan satu pintu masuk perkampungan. Pintu masuk kampung juga disedikan tempat cuci tangan beserta sabun, serta buku tamu bagi warga dari luar kampung. Itu semua disediakan dengan dana swadaya warga hingga merogoh kocek sendiri.

“Mengurangi pertemuan dengan warga, imbauan gerakan 3M kami sebar lewat selebaran-selebaran. Dan tidak bosan-bosanya menyampaikan kepada warga dengan menggunakan alat pengeras suara,” jelas pengusaha air isi ulang.

Meningkatnya jumlah pasien yang terkonfirmasi poitif Covid-19, Kota Surabaya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga tiga kali. Penerapan PSBB saat bulan puasa hingga lebaran, Hery juga mengimbau agar warganya tidak untuk mudik ke daerah. Dikhawatirkan, dengan kepulangan warga ke daerah asal bisa menyebarkan Covid-19 atau tertular di daerah asal.

Berkat kegigihan Ketua RT 06/RW 05, hingga berakhirnya PSBB ketiga, warganya tidak ada yang terpapar Covid-19. Namun demikian, imbauan dan edukasi kepada warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan terus dilakukan lewat selebaran kertas maupun pengeras suara.

Justru dengan mulai adanya ketentuan pemerintah bahwa pegawai mulai masuk kerja menciptakan kluster baru. Sehingga tercatat ada beberapa warga RT 06/RW 5 yang terpapar dan menjalani isolasi pemerintah Surabaya.

Anehnya, tidak satupun petugas dari Gugus Tugas Covid-19 yang berani mendatangi keluarga yang terpapar. Ketua RT, Hery demi menjaga warganya, harus turun tangan untuk menemui keluarga yang terpapar.

“Apa boleh buat, hal itu harus segera disampaikan kepada keluarga. Saya temui sendiri keluarganya untuk mengikuti protokol kesehatan agar memutus rantai penyebaran Covid-19. Walaupun dengan berat hati, akhirnya keluarga juga memahami situasinya dan bersedia menjalani isolasi mandiri,” tegas Hery.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap kegiatan, lambat laun di bulan Agustus 2020 semua kegiatan di lingkungan RT 06/RW 05 sudah bisa berjalan hingga sekarang. Seperti arisan PKK, arisan bapak-bapak, arisan dasa wisma, dan kerja bakti.

Hery berharap pemerintah jangan kendor untuk terus memberikan edukasi terutama dalam menghadapi new normal. “New nomal harus berjalan, warga harusnya lebih takut nggak makan daripada takut corona. Roda ekonomi tetap berjalan, sektor kemasyarakat, keamanan, dan kesehatan tetap dipelihara,” pungkas Hery. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.