Menpora: PD U-20 Jadi Test Case Indonesia Tuan rumah Olimpiade 2032

oleh -35 Dilihat
oleh
Zainudin Amali

SURABAYA, PETISI.CO – Penyelenggaran Piala Dunia (PD) U-20 tahun 2021 akan menjadi test case bagi Indonesia yang ingin menjadi tuan rumah Olimpiade. Pasalnya, pemerintah Indonesia telah mengajukan diri untuk menjadi penyelenggara Olimpiade Tahun 2032 mendatang.

“Artinya, PD U-20 ini even dunia. Kalau kita berhasil di tingkat dunia, maka pasti kepercayaan negara terhadap Indonesia, ada yang belum mengenal Indonesia seperti apa, itu akan makin baik,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (21/12/2019).

Menurutnya, Indonesia layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Pertama, punya pengalaman menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Kedua, menawarkan fasilitas olahraga cukup memadai untuk pelaksanaan even-even internasional. Ketiga, banyak hal yang bisa dilihat dan dinikmati oleh para peserta yang datang dari berbagai negara.

“Uji coba kita di PD U-20, karena pesertanya dari berbagai negara. Ada 24 negara yang tampil di PD U-20, tentu harus diberikan layanan dan suguhan yang terbaik,” ujar Menteri dari Partai Golkar ini.

Penunjukan Indonesia menjadi tuan rumah PD U-20, lanjutnya, karena menang bidding dengan beberapa negara yang mencalonkan diri menjadi tuan rumah. Kemenangan itu, tidak lepas dari surat dari Presiden, surat Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Menteri Keuangan (Menkeu), Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Menteri Komunikasi dan Informatika (MenKominfo). “Jadi, FIFA sangat ketat persyaratannya,” tegasnya.

Sejak awal, pria yang akrab dipanggil ZA itu, mengaku sempat berpikir apa hubungannya Menaker dengan penyelenggaraan PD U-20. Rupanya, akan banyak yang dilakukan dari Menaker. Intinya, jangan sampai seluruh peserta PD U-20 datang dipersulit kedatangannya.

“Menkumhan tentu urusan keluar masuknya Visa. Menkominfo dibutuhkan fasilitas penyiaran, karena akses penyiaran dipegang langsung oleh FIFA, termasuk kontrak-kontrak jual hak siar jadi haknya FIFA. Saya siapkan draft Keppres untuk kepanitian dan Infpres untuk percepatan infrastruktur,” ungkapnya.

Selain itu, tambahnya, di tempat-tempat penyelenggaraan, FIFA minta bukan hanya pertandingannya saja, tapi ada juga pagelaran budaya. Misalnya, FIFA memutuskan Kota Surabaya, maka ada pagelaran budaya, kuliner dan keramahannya.

“Kita ini, terus terang masih kurang dalam membuat tamu terkesan atau kerasan ketika datang dan ingin kembali lagi di kota tempat penyelenggaraan PD U-20. Itu yang harus ditata oleh Pemerintah Kota yang menjadi penyelenggara PD U-20,” tuturnya.

Soal anggaran, ZA mengaku belum tahu. Saat ini, pihaknya masih menunggu anggaran yang diajukan oleh PSSI. Tetapi, infrastruktur menjadi tanggung jawab kementerian. Misalnya, stadion yang perlu diperbaiki dan direnovasi, diurus oleh Kementerian PUPR,” paparnya. (bm)