Menstimulasi Petani, Kembangkan Desa Talango Jadi Pilot Project Budidaya Maronggi Secara Generatif

oleh -146 Dilihat
oleh
Citra Wahyuni, saat memberikan bibit Maronggi pada warga di Desa Talango.

SUMENEP, PETISI.CO – Sebagai langkah dari upaya menstimulasi para petani memanfaatkan lahan pekarangan yang kurang produktif menjadi produktif sekaligus desa percontohan, Desa Talango, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, jadikan ‘Pilot Project’ budidaya pengembangan Maronggi secara generatif.

Kecamatan/Pulau Talango sebagai salah tujuan bagi perjalanan para penziarah yang berasal dari berbagai wilayah. Secara geografis, posisinya berada di sisi timur Kabupaten Sumenep, dimana perjalanan tidak membutuhkan waktu lama hanya sekitar 7 menit dari Pelabuhan Kalianget dengan menggunakan angkutan perahu kecil atau sampan maupun kapal tongkang.

Citra Wahyuni, SP, selaku Tenaga Penyuluh Pertanian memaparkan, bahwa dari 8 desa yang berada di Kecamatan Talango, salah satu yang berpotensi dalam pengembangan sektor pertanian adalah Desa Talango.

Dimana menurutnya, data penggunaan lahan di Desa Talango, menunjukkan bahwa terdapat sekitar 250,97 Ha lahan tadah hujan, 66,67 Ha bangunan dan pekarangan, 10,18 Ha merupakan lahan tidak dimanfaatkan dan 38,87 Ha dimanfaatkan non pertanian.

Sedangkan lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan masyarakat berupa lahan pekarangan, umumnya berada di sekitar tempat tinggal dan hanya tumbuh tanaman liar yang tidak menghasilkan atau tidak produktif, bahkan terkesan dibiarkan terlantar dan gersang.

Oleh karena itu, Citra Wahyuni, SP yang sudah menekuni profesi sebagai Penyuluh Pertanian lebih dari 9 tahun, di setiap tugasnya selalu berupaya mendorong para petani memanfaatkan lahan pekarangan yang kurang produktif menjadi produktif.

“Melalui pengembangan Maronggi, sekaligus sebagai desa percontohan atau ‘pilot project’ budidaya secara generatif. Apalagi mengingat Kecamatan Talango sudah ditetapkan sebagai Kawasan pengembangan Maronggi di Kabupaten Sumenep,” jelas Citra Wahyuni, mengungkapkan alasan mendasar yang jadi latarbelakangnya pada petisi.co, Rabu (23/12/2020).

Kata Citra Wahyuni, pihaknya juga berbekal pengalaman yang diperolehnya dari pengusaha Maronggi di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto.

“Sehingga, maka ikut menginisiasi jalinan kerjasama antara pemerintah Desa Talango dengan LP2M Universitas Jember dalam Program Desa Binaan yang fokus pada kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Pengembangan Budidaya Secara Generatif dan Penanganan Pasca Panen Komoditas Maronggi,” terang Citra Wahyuni.

Citra Wahyuni juga sangat optimis, kegiatan yang direncanakan LP2M Universitas Jember dengan Pemerintah Desa Talango dan Balai Penyuluh Pertanian Talango akan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Baik terkait makin sadarnya akan potensi sumberdaya pertanian yang dimilikinya untuk dikelola lebih produktif, mengenal dan menerapkan budidaya secara generatif,” ucap Citra Wahyuni.

Kemudian juga, tersosialisasinya manfaat dan kegunaan Maronggi bagi kesehatan utamanya menjaga imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Maupun menjadi alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat,” tambah Citra Wahyuni.

Citra Wahyuni menyatakan, langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan dalam mendukung penetapan Kecamatan Talango sebagai kawasan pengembangan Maronggi itu, tetap menjalin kerjasama penelitian dan pengabdian dengan LP2M Universitas Jember.

“Memfasilitasi jalinan kemitraan usaha dengan K. Nurdi sebagai Ketua Koptan Nurul Jannah yang sudah menghasilkan berbagai olahan produk Maronggi, dan mendorong kontribusi berbagai pihak,” terangnya, terutama Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep sebagai leading sector pengembangan Maronggi. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.