Merasa Hak-Hak Ditindas, Ratusan Pengemudi Online Demo di Grahadi

oleh -73 Dilihat
oleh
Ratusan Pengemudi Online Demo di Grahadi

SURABAYA, PETISI.CO  – Ratusan driver online yang tergabung dalam Jatim Online Bersatu (JOB) berunjukrasa di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Jumat (13/7/2018).

Mereka menuntut hak-hak yang dinilai menindas pengemudi online.

Pantauan petisi.co, demo ratusan driver dan pengendara ojek online dimulai sekitar pukul 10.00 Wib. Mereka mendatangi gedung Grahadi dengan mengendarai sepeda motor dan mobil.

Sepanjang tepi Jalan Gubernur Suryo yang dipenuhi kendaraan roda dua dan empat, membuat kemacetan lalu lintas di jalan Basuki Rahmat, Tunjungan dan Genteng Kali. Hingga pukul 13.00, ratusan driver dengan seragam Gojek dan Grab, masih bertahan di depan Grahadi.

Dalam aksinya, massa JOB ini membawa aneka spanduk untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Dengan mobil pengeras suara, perwakikan Driver online itu bergantian berorasi. Mereka ingin menemui langsung Gubernur Jatim Soekarwo untuk menyampaikan beberapa tuntutan, serta mendesak agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim melindungi Driver online. Terutama pengendara roda dua atau ojek online.

Namun, mereka gagal menemui Soekarwo dan hanya diterima Kabid Angkutan dan Keselamatan Jalan Dishub Jatim Isa Ansori dan Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Irawan.

“Kami kerap terintimidasi. Harus ada jaminan keamanan kepada kami dengan payung hukum. Mari kita berjuang bersama demi kesejahteraan kita,” kata David Walalangi, dari Tim 15 JOB yang ditemui di sela demo.

Beberapa tuntutan pengemudi online itu, yakni, perbaiki sistem gojek yang kerap men-suspend mereka, naikkan tarif dasar menjadi Rp 3.000/KM untuk R2 dan Rp 5.000/KM untuk R4, minimal order R2 Rp 10.000 dan R4 Rp 15.000 dan turunkan prosentase potongan tarif aplikasi.

Selain itu, mereka juga meminta dilibatkan dalam setiap keputusan aplikator, segera diterbitkan Pergub yang memberi kepastian hukum kepada pengendara R2 dan zona merah harus dikondisikan agar menjamin Driver terjaga keamanannya.

“Intinya, kami menuntut penegakan regulasi dan kenaikan tarif. Kami diberlakukan tidak manusiawi sebagai mitra aplikasi. Belum lagi tidak laiknya tarif yang ditetapkan,” tambah Walalangi, yang juga pengemudi online ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.