Meski Pensiun, Dulasiz Rela Merawat Pertapaan Indrokilo

oleh -161 Dilihat
oleh
Foto berama di kursi batu yang pernah diduduki Bung Karno.

SURABAYA, PETISI.CO – Bagi Dulasiz, menjaga situs yang ada di Indrokilo yang lebih dikenal Pertapaan Begawan Mintaraga, adalah pengabdian yang penuh keikhlasan. Itu sebabnya, bapak tiga anak itu masih tetap naik turun. Meskipun jarak tempuh dari rumahnya di pos pendakian Talun Nongko, membutuhkan berjam-jam jalan kaki.

Tugas ini dia lakukan agar arca-arca tidak ada yang hilang, dan situs-situs di Indrokilo tetap aman di lokasi yang setiap hari dibersihkan. Dia pun rela tidur di pondokan yang juga ditinggali para pengunjung yang ingin beristirahat, setelah menempuh perjalanan melelahkan.

Saya dan dua teman, Sabtu di akhir Februari berkesempatan ngobrol banyak dengan Dulasiz. Kebetulan kedua teman, Mbah Jhos dan Bu Eri, memang senang ngobrol. Khususnya tentang sejarah, budaya, dan cerita rakyat.

Penulis berama Dulasiz, jupel (juru pemeliharaan) yang sudah pensiun namun belum ada penggantinya.

Sebenarnya, kami bertiga sudah pernah datang di Situs Pertapaan Begawan Mintaraga tersebut. Mbah Jhos terakhir berkunjung pada tahun 1976, waktu masih remaja. Saya pada tahun 1981, masih muda juga. Sedangkan Bu Eri, mendaki bersama keluarga pada tahun 1990. Karena lamanya tidak kesana lagi, untuk mendaki beberapa hari lalu, cukup terkejut. Dari titik pendakian, sudah tak melewati jalan setapak, tapi jalan berpaving.

Beberapa menit kemudian, setelah jalan paving tersambung dengan jalan cor. Tapi sayang, jalan cor sudah berkubang, rusak berat tergerus air dari atas. Tapi rupanya kerusakan paling parah, karena juga dilewati kendaraan roda dua. Itu sebabnya, ada papan pengumuman kendaraan tak boleh melewati lagi. Jalan cor yang rusak itu terhenti di bawah pos 1. Selanjutnya jalan ke pos 2 dan 3, sampai di pertapaan, pengunjung harus melewati jalan tanah yang licin di waktu hujan.

Seperti yang kami alami bertiga. Sejak berangkat dari parkiran di Talun Nongko, sudah digugur hujan. Untungnya, membawa jas hujan sehingga tubuh tetap hangat. Untungnya lagi, bisa berhenti di setiap pos. Bisa santai dan tak kehujanan, karena semua los beratap.

Dulasiz.

Medan berat karena selain berliku dan terjal, juga sangat licin. Karena sebenarnya jalan yang kami lewati iti adalah jalannya air hujan yang meluncur dari atas.

Kami merasa lega setelah sampai di gerbang kawasan pertapaan. Lalu melewati Situs Eyang Kabul, Celeng Srenggi, baru sampai di pendopo, pertapaan Begawan Mintaraga. Ternyata, perjalanan santai dan banyak berhenti itu totalnya enam jam. Lumayan capek.

Setelah istirahat sebentar sambil ngopi, kami ngobrol dengan Pak Dulasiz. Tentang pertapaan yang dia jaga, meskipun dia sudah dipensiun oleh BPCB. Meski sudah pensiun tahun 2019. Tapi belum ada yang mengganti.

“Ya terpaksa saya tetap ke sini, kuatir kalau ada hal hal yang tak diinginkan. Di sini banyak arca peninggalan,” tutur Dulasiz.

Dikatakan, pada hari hari tertentu seperti malam Selasa Kliwon, atau malam Jumat, dan hari libur banyak yang berkunjung. Ada yang datang sekedar wisata, ada yang lelaku dengan tujuan tertentu. Seperti yang dilakukan para pendahulu.

“Mbah Karno (bung Karno) dan tokoh lainnya pernah ke sini. Malah menanam pohon jeruk, nangka, kopi, cempaka mulya. Masih ada semua,” cerita lelaki berusia 59 tahun yang akrab dipanggil Pak Dul.

Dia lantas bercerita panjang lebar, cerita rakyat yang masih melekat di masayakat sampai sekarang. Bahkan menjabarkan tanaman-tanaman yang ditanam oleh Mbah Karno sewaktu lelaku di pertapaan. Intinya, mulai dari bawah hingga ke pertapaan, tak lain menguji diri pribadi, meninggalkan sifat angkara murka.

Saat pagi hari ketika kami berpamitan hendak pulang, dia titip salam kepada teman teman di BPCB Jatim. Khususnya pimpinan, agar sering sering menengok ke pertapaan. “Saat saya pensiun, dipesan agar anak saya yang laki untuk membuat lamaran menjadi jupel. Tapi sampai sekarang belum ada khabarnya,” tuturnya polos, berpesan agar kami datang lagi pada bulon Suro nanti. (supriadi)

No More Posts Available.

No more pages to load.