Naik Ojek Troly ke Wisata Kawah Ijen, Siapa Takut?

oleh -143 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah berbincang dengan Madrusin di jalan menuju puncak Ijen.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Ada pemandangan unik dan menarik di kawasan wisata Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Di tengah gegap gempita ribuan pengunjung, nampak puluhan orang naik turun membawa gledek atau gerobak kecil.

Di sepanjang jalan menuju puncak kawah Ijen, orang-orang itu mengangkut satu hingga dua orang di gledek kecilnya. Mereka yang diangkut, bukan karena sakit. Dia adalah para pengunjung wisata Ijen.

Masyarakat setempat menamakan orang yang mengangkut wisatawan itu adalah tukang ojek Troli. Sangat unik. Bukannya, sepeda motor atau mobil sebagai alat transportasinya. Tapi, menggunakan alat yang menyerupai sebuah gledek barang.

“Betul, ini namanya ojek Troli. Sudah empat tahun ini, saya jadi tukang ojek Troli,” kata Madrusin, warga setempat dan juga salah satu tukang ojek Truli saat berbincang santai dengan petisi.co, pekan lalu.

Seorang wisatawan menawar tarif kepada pengojek Troli.

Pria berusia 51 tahun itu mengaku sudah lama menjadi tukang ojek Troli. Pekerjaan itu, bukan pekerjaan utamanya. Sebelum mengojek, dia memiliki mata pencaharian sebagai penambang batu belerang.

Setiap hari, bersama rekannya harus rela berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer untuk mengangkut belerang dari kawah ijen. Hasil yang diraih sebagai penambang belerang dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Akhirnya, Madrusin dkk beralih ke pekerjaan sebagai pengojek Troli. “Tapi, tidak semua penambang belerang menjadi pengojek Troli. Kalau saya kerja dua-duanya, ya ojek dan penambang,” ucapnya.

Hasil yang didapat dari ojek Troli, lumayan besar. Namun, Madrosin tidak menerima bayaran secara utuh. Bayaran yang diterima dari penumpang dibagi rata dengan dua rekannya yang ikut membantu mengangkut wisatawan untuk melihat indahnya kawah Ijen.

Dalam sekali angkut penumpang, setiap pengojek Troli menetapkan tarif Rp 800 ribu. Tarif itu diperuntukkan penumpang yang naik dan turun kawah Ijen. “Kalau cuma naik saja, biayanya Rp 600 ribu,” cetusnya.

Bagi wisatawan lokal, tarif sebesar itu lumayan mahal. Mereka akan memilih jalan kaki menuju kawah Ijen. Toh, jalannya sudah bagus. Meski, medannya berat, karena ada beberapa tanjakan tajam. “Waduh mahal juga ya,” ucap Asikin, wisatawan asal Surabaya.

Kebanyakan yang menggunakan jasa ojek Troli, adalah wisatawan asing dari berbagai negara, seperti Amerika, Australia, India dan China. Layanan jasa Troli dimanfaatkan wisatawan asing untuk turun dari puncak Ijen.

Usai menikmati pemandangan indah kawah Ijen, wisatawan asing turun ke pelataran parkir kendaraan dengan naik ojek Troli. Tetapi, ada beberapa turis asing yang turun sambil berlari-lari kecil.

Salah satu wisatawan asing memanfaatkan jasa ojek troly.(ist)

Turis asing menikmati betul naik ojek Troli. Tanpa sedikit pun was-was akan tergelincir. Padahal, medannya cukup berat. Ada beberapa tanjakan tajam yang harus dilewati sebelum sampai di puncak kawah Ijen.

Para turis asing itu, percaya betul dengan keamanan selama naik ojek Troli. Selain tukang ojeknya sudah ahli, masih ada dua orang lagi yang mengawal mereka disamping kanan dan kiri Troli.

Saking nyamannya, mereka tidak memperhatikan pandangan mata pengunjung. Mereka duduk dengan kaki ditelonjorkan ke depan. Terkadang ada pula turis yang tertidur pulas. Tahu-tahu sudah sampai di pintu masuk wisata kawah Ijen.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga menikmati kenyamanan jalan menuju puncak Ijen. Dari pintu masuk hingga puncak Ijen yang berjarak sekitar 3,4 kilometer itu, Khofifah berjalan santai bersama sejumlah pejabat Pemprov Jatim.

Namun, baru berjalan sekitar 2 km, Khofifah bersama rombongan menghentikan perjalanan. Mungkin karena faktor kelelahan atau keterbatasan waktu, Khofifah memutuskan untuk turun dan beristirahat di tempat peristirahatan yang berdekatan dengan pintu masuk wisata kawah Ijen.(bambang w)

No More Posts Available.

No more pages to load.