SMP Negeri 01 Batu, Studysaster
BATU, PETISI.CO – Tak cukup hanya menghadiri event nasional, selain meraup banyak penghargaan, kreatifitas terus dilanjutkan dengan menciptakan karya inovasi pembelajaran. Inilah kalimat yang cocok untuk mendeskripsikan salah satu guru di SMP Negeri 01 Batu (NESABA), Zakki Fitroni, M.Pd.
Zakki Fitroni, M.Pd. seorang guru multitalenta sempat mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendidikan atas Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh dimasa pandemi dalam acara peringatan Hari Guru Sedunia Tingkat Nasional 2020 lalu.
Ketua Tim Adiwiyata NESABA tersebut, tercatat beberapa pencapaian lainnya seperti Juara Harapan 1 Lomba Inovasi Karya Guru Tingkat Nasional (Dirjen GTK Kemdikbud & ASTRA), dan Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional Kemdikbud Tahun 2016, 2017, 2018.
Zakki Fitroni, M.Pd. yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas NESABA itu juga banyak berkontribusi di dalan event nasional seperti Narasumber Webinar dan podcast Kemdikbudristek, tim penyusun bahan publikasi Program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak Kemdikbudristek, serta Panitia Festival Ayo Guru Berbagi Kemdikbudristek 2021.
Seseorang yang kreatif daripada mengeluh dalam kesulitan, ia akan cenderung cepat menemukan cara mengatasi kesulitan itu. Bagi Zakki Fitroni, M.Pd., masa sulit pandemi di tahun 2020 tidak membuat semangat Bapak 2 anak ini surut. Kondisi sulit ini justru menuntutnya menciptakan sebuah karya inovasi.
“2020 lalu saya dapat apresiasi dari Kemendikbud atas Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh, dan ditahun yang sama karya inovasi saya “studysaster” meraih juara Lomba Inovasi Karya (LINKAR) Guru Tingkat Nasional”, ungkap guru berusia 35 tahun itu.
Menjadi kreatif adalah sebuah kebutuhan, bukan paksaan. Zakki memaparkan bahwa, Studysaster sendiri merupakan karya inovasi model pembelajaran yang tercipta untuk kebutuhan siswa dan guru dalam berkontribusi bersama menekan penyebaran covid-19.
“Meski harus belajar dari rumah, guru dan siswa bisa berkontribusi dalam pencegahan covid-19 dengan mengintegrasikan pendidikan tentang bencana kesehatan. Seperti Studysaster yang artinya belajar tentang kebencanaan. Artinya tahapan pembelajaran yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar, untuk memaksimalkan pengintegrasian pendidikan kebencanaan (pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana) dalam kegiatan pembelajaran,” ujar ketua tim adiwiyata NESABA itu.
Model pembelajaran Studysaster sendiri terdiri dari 6 langkah yaitu Identification, search, plan, create, share dan practice.
Pada dasarnya menjadi kreatif bukan tentang berpikir out of the box, melainkan bagaimana suatu ide bisa menjadi solusi. Zakki Fitroni, M.Pd. berharap karya inovasinya mampu menjadi solusi serta mampu berkontribusi nyata dalam pencegahan Covid-19.
“Saya harap dengan adanya Studysaster satu guru akan membimbing banyak peserta didik untuk mengedukasi dirinya sendiri. Lalu, puluhan atau ratusan siswa tersebut akan mengedukasi orang di sekitarnya melalui media sosial yang mereka miliki. Dengan cara seperti itu guru sebagai salah satu komponen bangsa, dapat dipastikan mempunyai peran strategis dalam melakukan edukasi pencegahan dan menekan penyebaran Covid-19,” terang Zakki Fitroni, M.Pd. yang pernah mengantongi penghargaan sekolah adiwiyata dari Wali Kota Batu.
Ibarat menjadi kreatif adalah sebuah kebutuhan, bukan paksaan. Dimana karya Zakki Fitroni, M.Pd. merupakan sebuah kebutuhan bagi seluruh tenaga pendidik. Baginya, esensi dari apresiasi yang sebenarnya adalah jika bisa memberikan manfaat bagi banyak tenaga pendidik.
“Apresiasi tertinggi bagi seorang guru, jika karya inovatifnya dipakai oleh guru-guru lain dan itulah yang saya rasakan ketika banyak guru di Indonesia menggunakan model pembelajaran yang saya inisiasi dalam kegiatan pembelajaran mereka,” tutup Zakki Fitroni, M.Pd. (uni/eka)
