Ngaku Kader PKB, Tapi Hanya Sekali Berkunjung ke Kantor

oleh -68 Dilihat
oleh
Mahrus Ali Jalil Ketua DPAC PKB Kalitengah

LAMONGAN, PETISI.CO – Dinamika politik di Lamongan makin terasa hangat, setelah Wabup Kartika melempar isu ada “blantik sapi” dalam menentukan nama yang direkomendasi DPC PKB Lamongan ke DPP di Jakarta, dan menilai ada yang kebakaran jenggot dalam internal PKB di Kota Soto ini.

Menanggapi hal itu, Mahrus Ali Jalil Ketua DPAC PKB Kalitengah mengungkapkan,  mungkin efek mau datang bulan.

Jadi bagi dia yang merasa kader, semua dirasa sensitif dan terkesan bawaannya emosian.

Ya lucu saja, ada anggapan ‘blantik sapi’ dan kebaran jenggot terlontar dari Wakil Bupati Lamongan, selama ini ke mana saja pertanyaan besarnya. “Kan gitu kalau nalar waras bekerja dalam menilai seseorang”.

Jangan ujug-ujug ngeklaim sebagai kader atau pendiri partai. Kalau hanya dinamika pilkada saat ini dia butuh kendaraan, dan menyebut rekomendasi DPC PKB yang hanya mengeluarkan satu nama H. Sholahudin sebagai bakal calon bupati Lamongan, disebut politik dagang sapi atau ada orang-orang internal partai kami sebagai blantik atau makelar sapi.

Nama Sholahudin itu keluar, karena merupakan hasil dari kesepakatan bersama seluruh Dewan Pimpinan Ranting (DPRT) dan Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) PKB, se- Kabupaten Lamongan dalam rapat.

“Mungkin itu efek dari seringnya beliau berkunjung dan komunikasi dengan pengurus partai,” ujarnya sambil terkekeh setengah nyindir saat di temui di kantor PKB Lamongan Rabu (29/01/22020).

lebih lanjut Mahrus menuturkan, hampir semua pengurus tahu selama menjabat sebagi wakil bupati, beliau hanya sekali berkunjung ke kantor DPC PKB Lamongan yang bertempat di jalan Pahlawan, saat ada kunjungan Gus Halim Ketua DPW PKB Jawa Timur ke Lamongan.

Terus kontribusi apa yang telah diberikan pada partai? “Kalau memang benar dia seorang kader militan partai, tapi real di lapangan kan kontradiktif to,” ujarnya lagi dengan nada tanya.

Pelajaran politik sehat itu mestinya dimulai dari nalar pikir berpartai, misalkan yang membesarkan dirinya itu partai apa dan bagaimana memperlakukan partai, ternyata, dia belum bisa koq.

“Ga ada petir ga ada hujan kok ngomong politik kerakyatan. Istilah kader itu akhirnya cuma hadir saat butuh saja,” ujarnya.

Rakyat Lamongan memang sudah cerdas dan sangat dewasa, bagaimana menentukan sikap dalam Pilbup, seperti  hasil rapat DPRT (Dewan Pimpinan Ranting ) PKB yang nota bene adalah rakyat itu sendiri, telah memutuskan bahwa calon harus loyal terhadap partai dan patuh pada keputusan partai.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua DPAC PKB Laren Ali Mahsun mengatakan, jika selama ini belum pernah ada rapat 1 meja antara ketua-ketua DPAC dengan Wakil Bupati Lamongan sekarang itu.

Mungkin saking super sibuknya atau sudah lupa partainya, seperti yang di gambarkan oleh history WA Ketua DPC PKB Lamongan H. Abd Ghofur beberapa waktu lalu, ” Ngomong punya rumah, tapi alamat rumahnya saja tidak tahu,” pungkasnya.(ak)