Nol Sampah Surabaya Gandeng AZWI Gelar Brand Audit Sampah Plastik

oleh -136 Dilihat
oleh
Komunitas Nol Sampah Surabaya mengemas plastik dalan kotak untuk dikirimkan kembali ke produsen

SURABAYA, PETISI.CO – Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2022, komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Aliansi Zero Waste Indonesia menggelar Brand Audit Sampah Plastik yang berlokasi di Muara Sungai Avour Wonorejo, Rungkut Surabaya. Dari kegiatan tersebut, terkumpul sebanyak 10 karung sampah plastik, yang sebagian besar merupakan kemasan makanan, kemasan minuman dan deterjen.

Dari hasil Brand Audit tersebut, diketahui sampah yang ditemukan di sungai Wonorejo berasal dari 35 produsen dengan 10 produsen sampah terbanyak. Kesepuluh produsen tersebut yakni:

1. PT. Wings Surya
2  PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
3. PT. Unilever Indonesia Tbk
4. PT. Mayora Indah Tbk
5. PT. Siantar Top Tbk
6. PT. Java Prima Abadi
7. PT. Sinar Sosro
8. PT. Kaldu Sari Nabati
9. PT. Santos Jaya Abadi
10. PT. P&G

Hani Ismail, selaku anggota komunitas Nol Sampah Surabaya mengatakan bahwa sampah ini akan dikirimkan kembali pada pihak produsen atau perusahaan. Hal ini,  lantaran permasalahan sampah ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab dari produsen.

“Ini tahu sebelumnya kami juga lakukan untuk mengingatkan produsen bahwa mereka punya tanggung jawab untuk menarik kembali dan mendaur ulang kemasannya. Hal itu sudah tertuang dalan UU 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah dan PP 81 tahun 2012,” ungkap Hani saat diwawancarai di Taman Apsari, Senin (21/2/2022).

Menurutnya, dari ratusan kemasan yang ditemukan di muara sungai Wonorejo Surabaya, ditemukan kemasan deterjen yang diproduksi tahun 1999-2000. Kemasan ini, lanjutnya, masih utuh dan tidak pudar sedikitpun.

“Ini membuktikan waktu yang lama bagi sampah untuk bisa terurai di alam,” ujarnya.

Ia bersama komunitas Nol Sampah Surabaya lantas mengumpulkan sampah tersebut dalam beberapa kotak dan memasuki Kantor Pos Ketabang Kali Surabaya yang terletak tak jauh dari lokasi Taman Apsari untuk mengirimkan kembali sampah tersebut pada produsen.

“Sampah plastik berbahaya bagi ekosistem pesisir dan laut. Ribuan anak mangrove yang ditanam di pantai timur Surabaya mati karena terlilit sampah plastik,” kata Hani.

Hani menambahkan, sampah plastik yang terperangkap  di hutan mangrove wonorejo menutupi dan dapat menyebabkan kematian pohon mangrove yang ada. Padahal, mangrove memiliki fungsi ekologis yang tidak bisa digantikan oleh apapun.

“Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain mencegah abrasi, mencegah intrusi air laut, menyerap polutan dan menghasilkan oksigen serta merupakan habitat bagi satwa liar,” pungkas Hani. (dwd)