Panic Buying Akibatkan Kelangkaan Solar

oleh -32 Dilihat
oleh
Setiajit dan Werry saat memberikan keterangan pers.

SURABAYA, PETISI.CO – Kelangkaan solar yang terjadi beberapa hari ini di wilayah Jatim akibat adanya panic buying. Hal ini berawal dari informasi kelangkaan solar di satu SPBU dan Berdampak ke yang lain.

“Kasus kelangkaan dipicu dari satu SPBU, berita menjadi muncul dan terjadi panic buying,” kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim, Setiajit di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Senin (18/11/2019).

Menurutnya, hari ini pasokan BBM jenis solar di Jatim telah kembali normal. Hingga Desember dan ke depannya lagi, BBM dijamin aman. “Kita sebut Desember ceria. Tak ada lagi kelangkaan BBM baik jenis premium dan solar,” ujarnya.

Setiajit juga memastikan surat edaran terkait pembatasan penjualan solar, telah dicabut. Sebelumnya, edaran ini dikeluarkan untuk membatasi truk-truk industri dan truk yang mengangkut barang-barang tambang.

“Pada akhir bulan Oktober kuota untuk bahan bakar premium maupun solar subsidi telah melebihi kuota yang ada. Namun demikian BPH Migas dengan Pertamina sepakat melayani sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Karena itu, tidak benar kalau ada pembatasan dari tanggal 14. Surat edaran sudah dibatalkan. “Tadi sudah dijelaskan solar dan premium bersubsidi sudah jelas penggunanya,” tandasnya.

Hal senada dikatakan General Manager (GM) Pertamina MOR V, Werry Prayogi. Dia menyebut panic buying ini berawal dari informasi di masyarakat tentang kelangkaan solar.

Akibatnya, masyarakat khususnya sopir angkutan mulai panik dan membeli solar dalam jumlah banyak. Antrean pun mengular dan tidak terhindarkan.

Para sopir truk membeli solar dari yang tidak seperti biasanya. Biasanya truk kalau isi 200 liter ini jadi 300 liter. Karena terpicu informasi akhirnya dipenuhi biar aman.

“Jadi gini, panic buying itu pembelian yang dipicu rasa khawatir terbatasnya barang yang akan dibeli. Ini berasal dari informasi yang beredar dan untuk mengamankan diri,” jelasnya.

Selain itu, Werry menyebut panic buying ini mengakibatkan pasokan solar di beberapa SPBU habis. Misalnya, saat hari biasa, SPBU menjual hanya 10 ribu liter solar, namun beberapa hari ini mencapai 15 liter solar.

“Kami mengamati dari kejadian itu yang tadinya menjual solar 10 ribu liter jadi 15 ribu dan ini dipicu panic buying. Efeknya dengan barang yang selama ini cukup, menjadi seperti ini. Itu maksudnya panic buying menciptakan distorsi informasi,” ujarnya. (bm)