Para Danramil dan Babinsa Kodim 0815/Mojokerto Dibekali Pengetahuan Stunting

oleh -85 Dilihat
oleh
Pembekalan pengetahuan stunting di Kodim 0815/Mojokerto

MOJOKERTO, PETISI.COUpaya percepatan penurunan Stunting di Indonesia terus digencarkan pemerintah melalui berbagai upaya dengan melibatkan berbagai pihak, tak terkecuali TNI AD. Hal ini berkaitan dengan dikukuhkannya KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting Nasional, oleh Pemerintah melalui BKKBN pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2022.

Demikian diungkapkan Dandim 0815/Mojokerto Letkol Inf Beni Asman, S.E., M.M., saat membuka sosialisasi Stunting yang terpusat di Ruang Data Makodim 0815/Mojokerto Jalan Majapahit Nomor 01 Kota Mojokerto, Jawa Timur, Senin (04/07/2022). Sosialisasi ini juga diikuti para Danramil dan Babinsa jajaran Kodim 0815/Mojokerto melalui sarana video conference di Makoramil masing-masing.

Lebih jauh dikatakannya, berkaitan dengan Bapak KASAD telah dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting Nasional, maka dari itu seluruh Danramil juga menjadi Bapak Asuh Anak Stunting tingkat kecamatan, sedangkan Babinsa sebagai Bapak Asuh Stunting tingkat desa/kelurahan.

Masih lanjutnya, kasus stunting ini tidak hanya terjadi dikeluarga tak mampu, namun bisa juga dari keluarga mampu yang orang tuanya tidak peka terhadap tumbuh kembang anak dimasa-masa pertumbuhan.

”Tentunya kita semua berharap, tidak ada kasus stunting di wilayah desa/kelurahan binaan masing-masing,” harapnya.

”Untuk itu, saya meminta para Danramil dan Babinsa betul-betul mencermati, menyimak dan memahami materi stunting yang akan disampaikan pemateri dari Dinkes Kota Mojokerto. Saya juga meminta Staf Teritorial untuk membuat panduan semacam buku saku terkait stunting untuk para Babinsa,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Mojokerto, drg. Dewi Ailindawati, dalam materinya bertajuk ”Upaya Penurunan Stunting”, memaparkan, bahwa upaya percepatan penurunan stunting ini bertujuan untuk menciptakan Generasi Emas  seseuai RPJMN 2020 -2024 dan Program Prioritas Nasional yang ke-3 yakni meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

”Pelaksanaan percepatan penurunan stunting ini sesuai dengan arahan Presiden melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021,” paparnya.

Masih lanjutnya, kondisi Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan beban stunting dan wasting tertinggi di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2018 Prevalensi stunting Indonesia 30,8%. Target Prevalensi Stunting 2024 sebesar 14% atau 2,7% per tahun. Sementara berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 untuk Prevalensi Stunting Kota Mojokerto Tahun 2021 sebesar 6,9%.

Dijelaskannya, bahwa stunting merupakan bagian dari Stunted (perawakan Pendek). Stunting adalah gangguan pertumbuhan anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standard yang ditetapkan.

”Anak stunting tidak hanya pendek tetapi pertumbuhan otak anak tidak maksimal, sesuai dengan yang seharusnya,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, target penurunan stunting difokuskan pada Balita (Bawah 5 tahun) sedangkan target penyelamatan otak pada Baduta (Bawah 2 tahun). Untuk diketahui 25% otak bayi tumbuh saat dalam kandungan ibu dan 55% tumbuh saat bayi lahir sampai usia 2 tahun sehingga total pertumbuhan otak mencapai 80% saat bayi berusia 2 tahun. Faktor yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya asupan gizi/nutrisi dan stimulasi/perhatian guna memacu tumbuh kembang kecerdasan anak.

Upaya penurunan prevalensi stunting merupakan pekerjaan bersama seluruh lintas sektor dan masyarakat. Karena penyebab stunting menurut penelitian yang dari sisi medis hanya 30% selebihnya 70% dari perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat.

”Jadi untuk menurunkan angka stunting ini dibutuhkan kerja sama semua pihak. Kita perlu kerja sama lintas sektor,” tandasnya.

Dengan adanya pelibatan TNI AD dalam upaya percepatan penurunan stunting, saya berharap para Babinsa juga bisa membantu mengedukasi masyarakat khususnya kepada warga yang memiliki Balita untuk rutin membawa ke Posyandu. Kadang kendala dilapangan, salah satunya dalam kegiatan Posyandu, ada beberapa orang tua yang tidak ada waktu untuk membawa anak-anak Balitanya ke Posyandu terdekat.

”Ini semua harus dilakukan, karena masa depan bangsa ada ditangan kita dan kita harus menciptakan generasi emas penerus bangsa sehingga terwujud pada Indonesia Emas mendatang,” tutupnya. (ng)

No More Posts Available.

No more pages to load.