SURABAYA, PETISI.CO – Dukungan untuk mengusulkan KH Syaikhona Kholil mendapat gelar pahlawan nasional kian mengalir. Kali ini, Partai Nasional Demokrat (NasDem) mendorong kepada Pemerintah agar kiai asal Bangkalan, Madura itu dijadikan sebagai pahlawan nasional.
Pengusulan Syaikhona Kholil tersebut, terungkap dalam Seminar Nasional dengan tema ‘Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan’ yang digelar Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya, Sabtu (20/3/2021).
“Kami sangat mendorong pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil. Rencana tersebut telah dilakukan sejak lama, dan telah melalui kajian yang intens. Kami targetkan tahun ini selesai,” kata Ketua DPP Partai NasDem Bidang Keagamaan dan Masyarakat Adat usai seminar.
Menurutnya, usulan ini hanya sekedar mengingatkan saja agar pemerintah memberikan gelar kepada Syaikhona Kholil. Beliau adalah Guru dari banyak pahlawan dan Waliyulloh di Republik ini.
“Sebenarnya kita tidak sah mengemis, ya meminta,” ucapnya.
Jasa tokoh asal Bangkalan itu, cukup besar bagi bangsa Indonesia.
“Apa kontribusi Syaikhina Kholil? Hubbul Wathon Minal Iman. Cinta tanah air bagian dari iman, tulisan tangan beliau. Tadi saya baca Hubbul Autan malahan minal iman, jamak malahan,” ungkapnya.
Seharusnya, tambah Anggota Komisi IV DPR-RI ini, pemerintah menyadari kontribusi warganya yang turut berjuang demi negara. Negara berkewajiban memberikan gelar kepada warga yang banyak tanam terhadap sejarah di republik yang kita cintai dan ajarannya memberikan kontribusi terhadap orang yang lain.
Hal senada dikatakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Abd A’la. Dalam sambutannya secara virtual, Abd A’la menyebut penetapan Syaikhona Kholil sebagai pahlawan nasional tidak memiliki alasan untuk di tunda.
“Keniscayaan penundaan Syaikhona Kholil sebagai Pahlawan Nasional,” tegasnya.
Menurutnya, Syaikhona Kholil memiliki jasa besar di negeri ini. Beliau turut memberi peran dalam bidang pendidikan, menciptakan pemimpin yang berkontribusi di bidang keagamaan maupun kenegaraan seperti pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari, dan masih banyak lagi.
“Sedemikian riset secara akademis, historis, maupun kebudayaan telah ia lakukan. Bahkan, partai Nasdem juga berkirim surat kepada kedutaan besar Indonesia di negara Belanda untuk meminta salinan sejarah yang terdokumentasi di negara Belanda,” ungkapnya. (bm)
