Pasca Vaksinasi Covid-19, Warga Manukan Wetan Keluhkan Bercak Merah Dilarikan ke RS

oleh -79 Dilihat
oleh
Vivi saat diperiksa.

SURABAYA, PETISI.CO – Sophia Yudit Safarida Asruri (44) warga Jalan Sikatan 2, Kelurahan Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Surabaya, harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) BDH Surabaya. Pasalnya warga Asli Kupang NTT ini menggalami gejala nyeri pada tulang hingga kesulitan berjalan pasca vaksinasi Covid-19.

Tak hanya nyeri pada tulang kakinya, bintik-bintik merah sembari mengeluarkan cairan seperti nanah berwarna merah, terjadi pada ibu dua anak yang bermarga Sumilat ini.

Berdasar informasi yang dihimpun, kejadian bermula pada Jumat (10/9/2021) saat Vivi sapaan akrab Yudit Safarida Asruri menjalani vaksinasi Covid-19, dosis l Sinovac, yang saat itu digelar di salah satu Sekolahan Menengah Atas Negeri (SMAN) di kawasan Surabaya Barat.

“Saat itu sama sekali tidak mengalami gejala apa apa setelah vaksin, terus sampai rumah kaki terasa seperti panas dan gatal,” ujarnya dengan logat Timur.

Masih katanya, sehari pasca divaksin gatal kemerahan muncul dari kedua kakinya dan disertai berupa nanah berwarna merah. Tak hanya itu, dari keterangannya juga merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian tulang kaki.

Menurutnya, ia tidak perna ada riwayat penyakit, bahkan alergi obat sekali pun. Hal itu diceritakan saat ia opname di salah satu rumah sakit di daerah Surabaya Barat beberapa tahun lalu.

“Saya pernah opname, operasi usus buntu dalam perawatan itu juga disuntik namun tidak ada efek yang saya alami, untuk alergi obat juga tidak, karena saat itu dokter juga tanya dan periksa saya,” tambahnya saat akan dilarikan ke RS, Minggu (12/9/2021) malam.

Ditambahkan Vivi, saat mengalami gejala awal seusai vaksin, pihaknya menghubungi nomer aduan yang tertera di surat kartu vaksinasi Covid-19. Dan tersambung dengan diarahkan pada hari Senin.

“Disuru hari Senin, sedangkan pihak nakes gak tau kondisi saya, semakin sakit ini tulang, akhirnya ini mau berangkat saja ke Rumah Sakit BDH,” pungkasnya.

Sementara itu dr Rossi selaku tenaga kesehataan di Puskesmas Manukan Kulon, saat dikonfirmasi melalui sambungan pesan WhatsApp mengatakan, silahkan Konfirmasi ke RS yang merawat.

Disinggung langkah awal saat menangapi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pihaknya tidak merespon. Bahkan hanya membaca WA saja meskipun terbaca centang biru, dan terkesan mengabaikan Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik. (nul)

No More Posts Available.

No more pages to load.