SURABAYA, PETISI.CO – Pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada yang mengalami kebocaran sejak, Kamis (5/3/2020) akibat terkena hantaman paku bumi, sehingga menghalangi pasokan air ke beberapa daerah di Kota Surabaya.
Hal tersebut diutarakan langsung oleh Manager Tata Usaha dan Humas PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Adi Nugroho yang mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus bekerja menyelesaikan kebocoran itu.
“Belum bisa dipastikan, tetapi kami secepatnya untuk segera menyelesaikan,” kata Adi ketika ditemui di halaman Masjid As Salam, Purimas, Gunung Anyar, Kota Surabaya, Sabtu (7/3/2020).
Adi menjelaskan, pihaknya juga sempat mengalami kendala di saat hujan deras yang sempat mengguyur Kota Surabaya, pada hari Jumat (6/3/2020).
“Kemarin hujan deras di wilayah Purimas dan sempat longsor tadi malam karena tidak kuat menahan beban tanah di sekitar,” jelasnya.
Pipa berdiameter 1000 milimeter tersebut merupakan pipa premier (utama), sehingga dampak yang ditimbulkan akibat kebocoran itu sangat lah luar biasa.
“Pelanggan banyak yang terdampak karena hal ini,” ungkapnya.
Kendati demikian, PDAM juga telah menyediakan mobil tangki air guna menanggulangi terhentinya pasokan air ke pemukiman terdampak.
“Kami punya 20 armada, selain itu juga dapat pinjaman unit dari Sidoarjo serta Pasuruan,” terangnya.
Bagi warga yang membutuhkan air bersih dapat menghubungi call center yang telah disediakan oleh PDAM.
“Call center 081133306666 dan 081133326666, ini juga nomor pribadi saya 082244744408. Jadi mereka bisa menghubungi ketiga nomor itu,” paparnya.
Terkait dengan call center tersebut, Adi mengimbau kepada para warga untuk bisa sedikit bersabar, mengingat padatnya laporan yang masuk ke call center tersebut.
“Mohon maaf kalau responnya lama, karena banyak laporan yang masuk. Jadi tinggal WA saja biar cepat prosesnya pengiriman airnya,” tegasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Bagian Ekonomi Pemeritah Kota Surabaya, Agus Hebi menegaskan, apa bila ada pemancangan paku bumi harus memperhatikan utilitas yang tertanam di bawah tanah.
“Kita harus memeriksa terlebih dahulu utilitas apa saja yang ada,” pungkasnya. (nan)