Pembelajaran Sistem Daring, Dispendik Surabaya Terus Berupaya Atasi Kejenuhan dan Keterbatasan Siswa

oleh -90 Dilihat
oleh
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo di kantornya.

SURABAYA, PETISI.CO – Sistem pembelajaran melalui daring masih ditetapkan di tahun ajaran baru 2020-2021. Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya terus melakukan upaya mengatasi kejenuhan siswa dengan melakukan pembaruan pada materi pelajaran dan pola pembelajaran yang dibuat senyaman mungkin.

“Kalau model pembelajaran sudah luar biasa materinya karena banyak menggunakan IT dan dibuat semenyenangkan mungkin. Tak hanya isi materinya, siswa pun  juga akan merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas dan nyaman saat belajar,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo saat ditemui di kantornya, Selasa (14/7/2020).

Menurut Supomo, masih diterapkannya metode ini tentunya para tenaga pengajar harus semakin ekstra untuk melakukan pengawasan kepada para muridnya ketika proses belajar mengajar berlangsung.

“Maka, kemudian salah satunya guru harus juga sering-sering panggil dan perhatian ke muridnya. Supaya dia tidak keluar dari pembelajaran itu. Kalau keluar kan HPnya tidak aktif dan bisa diketahui dari zoom,” ucapnya.

Ia melanjutkan, pembelajaran lewat daring ini memang merupakan hal baru bagi para pelajar. Meski begitu, hal ini bisa memudahkan para orang tua untuk melakukan kontrol kepada kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak-anaknya.

“Orang tua mudah mengontrol anak kalau ada tugas, ada feedback dari sekolah orang tua mengetahui, tugas-tugas akan dikerjakan, itu kelebihan daring. Salah satu kelemahan itu ketika ada yang tidak perhatian dengan pelajaran. Kita butuh tenaga ekstra siapa yang lagi mendengarkan,” ungkapnya.

Pihaknya juga terus melakukan antisipasi kepada para siswa yang tak memiliki perangkat penunjang pembelajaran online, dengan cara pihak sekolah akan mengirimkan tugas melalui perangkat milik orang tua atau keluarga dekatnya.

“Misalnya siswa tersebut tidak memiliki HP, tapi orang tuanya punya untuk kerja. Maka bisa pakai HP orang tua, tugas dikirim ke orang tua, setelah orang tua pulang anak mengerjakan ketika selesai dikirim ke guru oleh orang tua,” jelasnya.

“Kalau salah satu anggota keluarga punya hp maka tugas dilewatkan saudaranya, kalau tidak maka gurunya ke rumah siswa tersebut untuk menyampaikan tugas sekolah yang harus diselesaikan,” sambung dia.

Langkah tersebut dilakukan guna memastikan setiap siswa dan siswa mendapatkan haknya atas pendidikan. “Kalau ada diketahui tidak bisa mengikuti pembelajaran daring, harus ada jalan keluarnya,” tegas dia.

Supomo juga menyatakan, bahwa setiap siswa pasti merindukan waktu berinteraksi bersama teman-teman di lingkungan sekolahnya. Namun untuk saat ini, pihaknya harus menomor satukan kesehatan para pelajar.

“Kita mengutamakan kesehatan anak-anak di masa seperti ini, kita tidak bisa penuh kayak ketika normal. Maka ada penyesuaian beberapa mata pelajaran sehingga kesehatan anak-anak tetap nomor satu. Karena kalau mereka terpapar akan isolasi sendiri tanpa orang tua,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.