Pembinaan Wasbang Generasi Muda di Kabupaten Mojokerto

oleh -64 Dilihat
oleh
Kepala Staf Kodim Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos menjadi pemateri dalam kegiatan Pembinaan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) bagi generasi muda

MOJOKERTO, PETISI.CO – Kepala Staf Kodim Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos menjadi pemateri dalam kegiatan Pembinaan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) bagi generasi muda yang diselenggarakan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto, di Hotel Puri Srijaya, Pacet Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (07/11/2018).  Acara tersebut dibuka oleh Kadisparpora Kabupaten Mojokerto Djoko Widjayanto, AP., MM.

Di awal materi yang bertajuk Membangun Sikap dan Mental Generasi Muda Dalam Menjaga Wilayah NKRI, Kasdim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos, mengajak peserta untuk kilas balik Sejarah Nusantara, Masa kerajaan Sriwijaya Abad VII – XII Masehi dan Kerajaan Majapahit Abad XIII – XVI Masehi, Masa Kolonial Belanda dan Perang yang bersifat Kedaerahan selama kurang lebih 300 tahun.

Masa Kebangkitan Nasional dengan Organisasi Budi Utomo yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo menjadi Perintis Semangat Kebangsaan, yang dua puluh tahun kemudian lahirlah Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 Penegas Semangat dan Spirit Kebangsaan. Setelah Indonesia merdeka, masih banyak yang harus kita perbuat, diantaranya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sekaligus menjaga integritas bangsa,” beber Kasdim.

Tahun 2045 merupakan milestone atau peristiwa penting bagi Bangsa Indonesia yaitu 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. 100 tahun menuju Indonesia Emas ini ada di tangan para pemuda sebagai pewaris atau penerus bangsa.  Seratus tahun menuju Indonesia Emas merupakan sebuah visi sekaligus menjadi puncak dan titik balik semua cita-cita Bangsa Indonesia, papar Kasdim.

Masih papar Kasdim, Indonesia sangat strategis karena merupakan negara kepulauan terbesar dengan 17.504 pulau yang memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga membuat iri bangsa-bangsa lain dan berhasrat ingin menguasainya melalui berbagai cara diantaranya dengan perang proxy atau proxy war yang memanfaatkan segala aspek berbangsa dan bernegara yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan.

Demonstrasi buruh yang berkepanjangan hingga menimbulkan konflik sosial, tawuran pelajar dan demo mahasiswa yang anarkhis, tawuran antar kampung, konflik komunal, perilaku seks bebas dan peredaran Narkoba yang tidak terbendung, itu merupakan bagian proxy war yang dilancarkan lawan untuk menghancurkan Indonesia dari segala aspek,” paparnya.

Untuk itu, kata Kasdim, pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) tentunya harus menunjukan eksistensinya melalui aktivitas dan prestasi nyata baik di bidang olah raga, kesenian, agama dan lain-lain sehingga bisa menjawab tantangan jaman sekaligus mampu menjadi benteng negara.

“Aksi pemuda dalam bela negara dapat diwujudkan melalui menjadi tokoh dan contoh di masyarakat, memiliki kebanggaan menjadi warga negara Indonesia, tidak mudah terpengaruh budaya asing dan arus globalisasi yang salah, turut menjaga Ke-Indonesia-an kita yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, semangat persatuan dan kesatuan, toleransi, menjaga keberagaman/pluralisme dan kesetiakawanan sosial atau kemanusiaan,”jelasnya. (syim)

No More Posts Available.

No more pages to load.