SURABAYA, PETISI.CO – Dikatakan oleh Pemerhati Satwa Singky Soewadji mengatakan, bahwa penggunaan pernikahan adat Jawa yang sakral serta pemberkatan dalam agama Katolik dianggap tidak patut diperlakukan kepada satwa.
Hal itu dikarenakan telah viral pernikahan dua ekor anjing di Jakarta beberapa hari lalu yang mendapat berbagai kecaman.
Sebagaimana diketahui, video viral beredar di media sosial (medsos) pernikahan anjing yang terbilang sangat mewah, dan menghabiskan biaya hingga ratusan juta.
Pernikahan anjing itu digelar dengan tamu-tamu para anjing lain dan pemiliknya di sebuah mall, di Jakarta Utara.
Menurut Pemerhati Satwa Singky Soewadji, prosesi pernikahan anjing dengan adat Jawa dan pemberkatan secara agama Katolik ini telah mencederai masyarakat dan adat Jawa, khususnya kerabat keraton Jawa dan umat agama Katolik.
“Walau umat Katolik tahu, bahwa setiap tahun ada prosesi pemberkatan untuk hewan, namun bukan di diplesetkan menjadi pemberkatan pernikahan hewan, dalam kasus ini anjing,” katanya ketika dikonfirmasi, Kamis (20/07/2023).
Singky yang juga Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI) menambahkan, pernikahan anjing ini jelas penistaan adat dan agama, dalam hal ini adat Jawa dan agama Katolik.
“Saya pemerhati satwa, suka anjing dan punya anjing. Saya juga pernah menjadi ketua Persatuan Kinologi Indonesia (Perkin) Jatim. Namun saya menyayangkan peristiwa ini dan mendukung agar kasus ini agar segera dibawa ke ranah hukum,” tegasnya.
Singky mengatakan, bahwa memang ada prosesi pemberkatan untuk hewan di setiap tahun. Namun dirinya menegaskan agar jangan sekali-kali diplesetkan menjadi pemberkatan untuk pernikahan hewan, apalagi anjing.
“Ini jelas penistaan adat dan agama. Dalam hal ini saya meminta APH (Aparat Penegak Hukum) segera memproses kasus ini ke ranah hukum, agar ada efek jera dan tidak terulang di kemudian hari,” pungkasnya. (riz)
