SIJUNJUNG, PETISI.CO – Mengikuti prosesi Adat Alam Minangkabau di Tiang Pusek Jalo Nagari Sungai Lansek, terasa seperti memasuki alam kerajaan. Betapa tidak, di rumah adat para ninik mamak memakai baju kebesaran adat dengan asesoris klasik yang biasa dipakai oleh para pemuka adat dahulu.
Kamis (11/5/2017), bertempat di Makam Tompat Koto Tuo Nagari Sungai Lansek, para penghulu adat pusek Jalo 7 Koto Safri Antoni Dt. Kayo, Herman Dt. Tambun Daro, Datuk Rajo panglimo, beserta ninik mamak Jenjang tuo bukik sebelah Tanjung Lolo, Datuk Rajo Bandaro, beserta ninik mamak di kaki bungka Lubuk Tarantang.
Datuk Sarurajo beserta ninik mamak di tanggo bungsu muara takung, Datuk Rajo Dubalang beserta ninik mamak anak timang timangan di Siau, megadakan acara tradisi bakau adat pembayaran nazar adat yang dilaksanakan sekali dalam setahun.
Saat ditemui petisi.co, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Syafri Antoni Dt. Kayo menyampaikan, tradisi turun temurun bakau adat pembayaran nazar adat ini dilaksanakan sebagai perwujudan rasa syukur cucu keponakan dan masyarakat di tiang pusek jalo nagari sungai lansek atas rahmat Tuhan yang telah memberikan rejeki, kesehatan, ketentraman.
Menurut Datuk Kayo, sebenarnya makam ini adalah makan moyang kita yang keramat (ahli pertanian), yang ilmunya diturunkan kepada cucu keponakan. Dan sampai saat ini terasa manfaatnya dalam mencari nafkah sektor pertanian.

Untuk itu, katanya, mereka sebagai anak generasi penerus, membalas perjuangan dengan mendoakan arwah almarhum supaya diterima di sisi Allah.
“Ini adalah tradisi baik dalam budaya kita yang berfalsafah adat bersandi sarak, Sarak bersandi Kitabuloh,” ujarnya.
Bupati Sijunjung yang diwakili staf ahli bupati, Ir. Nizam Ulmuluk Dt. Bandaro Sati menyampaikan, dari pengamatanya sebagai bagian dari ninik mamak di Sumatera barat, melihat dan prihatin dengan kegiatan tradisi di beberapa kabupaten yang sudah mulai terkikis oleh modernitas. Dan berangsur-angsur hilang.
“Yang membanggakan di kabupaten kita Sijunjunjung, justru kegiatan ini tumbuh subur. Untuk itu, saya atas nama perwakilan pemerintah mengapresiasi kegiatan ini.”
Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Sijunjung menyampaikan, era modernitas, kalau tidak hati-hati akan menggerus persolan adat Minangkabau.
“Seperti yang kita lihat pada generasi muda kita saat ini, kegiatan ini adalah sangat mendidik generasi penerus, mengerti tentang adat istiadatnya seperti dalam pepatah minang Lapuak-lapuak di kajangi, usang-usang di perbaharui, adat lamo pusako usang, silangkan nan bapangka karajo kabapokok.”(gus)