Penerapan PSBB, PWPM Jatim Desak Pemprov Segera Petakan Daerah

oleh -108 Dilihat
oleh
Edi Utomo saat menghadiri acara Muhammadiyah di Tulungagung.

SURABAYA, PETISI.CO – Pengurus Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim) mendesak agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) segera memetakan daerah-daerah yang menjadi epicentrum peningkatan jumlah kasus Covid-19. Pemetaan ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk segera mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Jangan hanya menunggu usulan dari daerah. Karena pemprov bisa pro aktif mengusulkan ke pusat atau berkordinasi dengan daerah untuk penerapan PSBB,” kata Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Jatim Edi Utomo, Selasa (14/4/2020).

Memang, perkembangan jumlah kasus Covid-19 di Jatim semakin mengkhawatirkan. Hampir seluruh daerah telah dinyatakan sebagai zona merah.

Bahkan di beberapa daerah dengan jumlah kasus tertinggi belum menunjukkan pergerakan kurva yang melandai. Hal ini membutuhkan ketegasan pemerintah daerah untuk lebih konkret dalam mengambil kebijakan terkait pembatasan sosial.

Menurut Edi, penerapan PSBB di Jatim tidak dapat hanya diputuskan satu daerah saja. Karena imbas dari PSBB juga akan berdampak pada daerah lain di sekitarnya. Misalnya di Surabaya.

Jika Surabaya diterapkan PSBB secara otomatis akan terkait dengan daerah di sekitarnya seperti Sidoarjo dan Gresik. Sehingga, dibutuhkan koordinasi yang intensif oleh Pemprov Jatim sebelum menerapkan PSBB.

Pemprov perlu terlibat dalam mengidentifikasi berbagai dampak yang terjadi jika satu daerah menerapkan PSBB. Karena Sidoarjo dan Gresik merupakan penyanggah Kota Surabaya.

“Ini harus dilihat secara utuh. Begitupun jika Kota Malang menerapkan PSBB, maka dampaknya juga akan dirasakan Kabupaten Malang sampai Kota Batu,” tegas Edi.

Dalam kaitannya dengan PSBB, PWPM Jatim sepakat hal tersebut akan efektif untuk menekan angka penyebaran covid-19 di Jatim. Karena itu, kepala daerah harus siap meletakkan ego sektoralnya untuk dapat duduk bersama mencari solusi terbaik.

“Surabaya menjadi kota yang paling tinggi jumlah kasusnya. Sementara arus orang yang keluar masuk Kota Surabaya setiap hari masih sangat besar. Maka potensi penyebarannya masih akan terus terjadi pada beberapa daerah di Jatim,” jelasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.