Surabaya, petisi.co – Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya telah berakhir Sabtu (15/2/2025). Sesuai yang diperkirakan sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa dipercaya kembali memimpin Muslimat NU.
Khofifah terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU periode 2025-2030. Mayoritas Pengurus Wilayah (PW) mendukung Khofifah. Dari 37 PW Muslimat NU, hanya satu PW yang tak mendukung Khofifah, yaitu DKI Jakarta.
Kongres juga memutuskan Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua PP Muslimat NU. Arifatul Choiri Fauzi sendiri merupakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA).
Dengan terpilihnya lagi Khofifah, praktis sudah lima periode dia memimpin Muslimat NU yang disebut memiliki sekitar 36 juta anggota tersebut. Hanya saja, jabatan sebelumnya Khofifah tercantum sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU. Sedangkan jabatan sekarang adalah Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU.
Penetapan Ketua Umum Dewan Pembina dan Ketua PP Muslimat NU berdasarkan keputusan Tim 9 yang masing-masing merupakan ketua perwakilan zona. Nyai Hj Masruroh Wahid bertindak sebagai ketua sidang pleno.
Proses pemilihan dalam kongres kali ini berlangsung cukup panjang. Hal ini akibat adanya perubahan struktur organisasi yang cukup signifikan. PBNU menginginkan agar Muslimat NU mengadopsi struktur organisasi serupa dengan PBNU, yaitu adanya Rais Aam dan Ketua Tanfidziyah.
Selain perubahan struktur organisasi, periodesasi kepengurusan juga turut mengalami penyesuaian. Jika sebelumnya satu periode kepengurusan selama delapan tahun, kini diputuskan satu periode kepengurusan hanya lima tahun.
Selain itu, kongres memutuskan struktur kepemimpinan Muslimat NU kini terdiri dari Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU dan Ketua PP Muslimat NU. Perubahan struktur dalam organisasi Banom Muslimat NU telah melalui proses koordinasi dengan PBNU.
“Struktur baru ini berdasarkan hasil koordinasi beberapa hari terakhir dan pendampingan PBNU. Jadi, ada PBNU yang memang diutus untuk melakukan pendampingan pada proses kongres oleh badan otonom sampai dengan proses pemilihan,” kata Khofifah.
Dia menyebut ada dua perwakilan dari PBNU yang ditugaskan untuk memberikan pendampingan selama kongres berlangsung. Mereka juga turut serta dalam proses sidang komisi yang membahas Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT).
“Itulah struktur baru yang kemudian disepakati di PD/PRT, kemudian masuklah di tatib pemilihan dan sudah selesai,” jelas Gubernur Jatim terpilih periode 2025-2030 ini.
Tugas dan fungsi dewan pembina sama halnya dengan jajaran pengurus syuriyah dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. Selain itu, Kongres menetapkan bahwa pengurus harian dipimpin oleh seorang ketua.
Sebagaimana layaknya jajaran pengurus tanfidziyah dalam struktur NU. Artinya, pimpinan pengurus harian di PP Muslimat NU bukan lagi menggunakan jabatan ketua umum seperti periode-periode sebelumnya.
Pada kesempatan sama, Anggota Muslimat NU dari Papua Mughiyati dan Pimpinan Cabang Muslimat NU Mesir Neila Maghfirah merasa bangga hadir dalam forum ini sebagai Muslimat NU yang memiliki tanggung jawab besar, khususnya kesejahteraan perempuan.
Muslimat NU berkomitmen untuk terus memperjuangkan pendidikan bagi perempuan di wilayah masing-masing, aktif dalam proses pembangunan ekonomi berbasis hasil Kongres XVIII Muslimat NU dapat membawa kemaslahatan bagi umat, bangsa dan negara.
“PW Muslimat NU berkomitmen untuk terus meningkatkan peran dan kontribusinya dalam pemberdayaan perempuan khususnya di Wilayah Papua,” kata Mughiyati.
Rais Aam PBNU KH Miftakhul Akhyar mengungkapkan apresiasi tersendiri. Dia sangat bangga atas terselenggaranya acara Kongres XVIII Muslimat NU. Sungguh luar biasa mengalahkan acara-acara lain.
“Selamat kepada Ibu Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Dewan Pembina PP Muslimat NU dan Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua PP Muslimat NU. Semoga keduanya merupakan duet yang sangat hebat dan luar biasa antara generasi senior dan yunior,” tuturnya. (bm)