Peringatan HUT Polhut, Jumadi: Kejahatan Hutan Harus Diberantas

oleh -91 Dilihat
oleh
Jumadi (kiri) menerima potongan nasi tumbeng pada upacara Hari Ulang Tahun Polisi Hutan ke-55.

SURABAYA, PETISI.CO – Gangguan keamanan hutan saat ini masih tinggi, dan perkembangan teknologi ikut mendorong meningkatnya kejahatan hutan, yang merupakan ancaman bagi kelestarian sumber daya alam. Untuk itu, dibutuhkan kecerdasan dan ketepatan cara bertindak Polisi Hutan (Polhut).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jatim, Jumadi, saat membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pada Upacara dalam Rangka Amanat Presiden Tentang Hari Bela Negara dan dalam Rangka Hari Ulang Tahun Polisi Hutan ke-55, di Kantor Dishut Jatim, Kamis (23/12/2021).

Menurutnya, kejahatan lintas negara memerlukan penanganan secara profesional. Seperti illegal logging dan peredaran illegal tumbuhan dan satwa liar.

Kejahatan ini harus diberantas untuk melindungi kepentingan bangsa, masyarakat dan negara, harus ditangani secara profesional, akuntabel, dan dalam sinergi dengan kementerian/lembaga lain.

“Saya berpesan kepada anggota Polhut untuk semakin meningkatkan kualitas, bangun strategi proaktif dan preventif dengan tindakan yang humanis,” ujar mantan Pj Sekdaprov Jatim ini.

Selain itu, lanjutnya, tingkatkan profesionalisme dan transparansi dalam penegakan hukum untuk memberikan rasa adil terhadap masyarakat, perkuat koordinasi dan kerjasama dengan Polri, TNI, pemda, kementerian/lembaga dan masyarakat. Serta optimalkan kinerja polhut, wujudkan sistem kerja dalam satu kesatuan komando.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kerja keras, pengabdian Polhut dalam memelihara ketertiban dan keamanan hutan, serta upaya menegakkan hukum bidang kehutanan, demi kelestarian sumber daya alam kita,” ujarnya.

Peringatan HUT Polhut yang pertama kali ini, tambahnya, mengangkat tema “Polhut Handal, Hutan Lestari”. Maksudnya adalah untuk menegaskan tantangan polhut untuk menjadi ksatria rimba yang tangguh, yaitu samapta, mahir teknis, berdedikasi dan berakhlak mulia.

Samapta, merupakan kesiapan fisik untuk membangun sikap jasmani yang tangkas, disiplin yang dilandasi rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan paripurna.

Kemudian, mahir teknis menggambarkan pengetahuan dan kemampuan teknis seorang Polhut untuk melakukan berbagai tugas lapangan dan administrasi serta tugas yang diperintah pimpinannya secara cepat, tepat dan akurat.

“Seorang polhut harus terus mengembangkan diri agar tidak tertinggal oleh teknologi dan kreatifitas jahat para perusak hutan,” ucapnya.

Lalu, berdedikasi dan berakhlak merupakan sikap mental seorang Polhut sebagai satria rimba dalam bertindak dan berperilaku berlandaskan pada kode etik profesi polhut dan nilai-nilai organisasi serta nilai-nilai baik yang berlaku di lingkungan strategisnya.

“Untuk kode etik Polhut, yaitu Budhi, Bhakti dan Wirawana dan nilai-nilai Polhut yaitu integritas, profesional, responsif dan inovatif hendaknya menjadi pedoman bagi setiap Polhut untuk bertindak dan berperilaku,” paparnya.

Sementara itu terkait bela negara, Jumadi menyebut adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI.

“Saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia sebagai bagian dari komponen bangsa untuk bersama-sama menjaga kedaulatan NKRI dengan semangat bela negara. Kobaran semangat ini tentu berasal dari seluruh komponen bangsa mulai dari prajurit TNI, polisi, pegawai, petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri, mahasiswa, pekerja, buruh, dan elemen rakyatyang lainnya,” paparnya. (bm)