Pernah Singgung Judi Online, Akun Google Lia Istifhama ‘Mulus’ Memutari Dua Benua

oleh -187 Dilihat
oleh
Lia Istifhama dan screenshoot YouTubenya pasca diretas

SURABAYA, PETISI.CO – Siapa sangka, gencarnya menyuarakan gagasan memiliki rentetan panjang. Lia Istifhama misalnya. Politisi cantik yang dikenal sebagai aktivis sosial tegas dan lantang mempertanyakan gencarnya judi online, bahkan menyebut problem kemiskinan kultural sebagai penyebabnya, kini harus menelan pil pahit sebagai korban hacker.

Adalah akun google resminya, liaistifhama@gmail.com yang mengalami peretasan pada 20 Juni 2024. Kejadian tersebut, bersamaan dengan diretas atau dibobolnya Pusat Data Nasional (PDN) lewat serangan Ransomware.

“Iya, akun Google pribadi saya diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024. Malam itu, tiba-tiba akun Google sudah log out dari perangkat HP, padahal ada autentifikasi dua faktor. Sehingga jikalau saya tidak menekan ‘Iya, izinkan itu saya’, seharusnya kan gagal login. Tapi ternyata ini berhasil tanpa ada permitted atau izin dari saya,” katanya kepada petisi.co, Sabtu (29/6/2024) malam

Menurutnya, hacker ini memang canggih sekali. Terbukti ia bisa mengubah autentifikasi dua faktor yang seharusnya muncul di perangkat HP menjadi via NFC dan USB. Tentu, ia sudah mengubah sandi, mengubah nomer telpon dan email pemulihan.

“Lokasi hacker masuk ke akun google saya pun berpindah-pindah, dari yang semula di India, Asia Selatan, saat pertama meretas, beberapa hari kemudian sudah pindah di Thailand, Asia Tenggara,” ungkapnya.

Bukan Ning Lia, sapaan akrab anggota DPD RI terpilih tersebut, jika berdiam diri saat menjadi korban hacker. Begitu tahu akun tersebut diretas, dia melakukan banyak upaya untuk memiliki akses log-in kembali. Ning Lia juga sudah mencari info dari banyak koleganya yang ahli IT.

Namun, semuanya angkat tangan karena case ini dipandang unik, rumit, bahkan baru bagi mereka. Karenanya, Ning Lia pada 24 Juni mengunjungi kantor Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place Jakarta. Tapi, lagi-lagi hasilnya nihil.

“Pihak sekuritas menyampaikan Google Indonesia hanya terkait marketing, sedangkan persoalan legal ataupun peretasan, kewenangan kantor pusat di Singapura. Saya hanya mendapatkan informasi untuk mengirimkan email ke reception-id@google.com tapi tidak pernah ada respon hingga saat ini,” paparnya.

Menariknya, lebih dari sepekan akun googlenya dikendalikan hacker, channel youtube Lia Istifhama pun tiba-tiba memposting short video pembukaan donasi.

“Pagi tadi sekitar pukul 07.50 WIB, tiba-tiba channel youtube saya memposting sebuah donasi yang menyertakan link https://www.donationalerts.com/r/lifeanimal . Setelah saya cek, link tersebut beralamat di Belanda, yaitu Prof. J.H. Bavincklaan 7, Amstelveen, 1183 AT, the Netherlands,” elasnya.

Berangkat dari pengalamannya itulah, ning Lia berharap ada tindak lanjut dari RUU Pelindungan Data Pribadi (PDP). Dia berharap ada follow up RUU PDP sebagai bentuk jaminan Keamanan Siber warga negara Indonesia.

“Pengalaman yang saya alami ini menunjukkan bahwa ini bukan hiperbola, ini bukan imajinatif, tapi ini memang terjadi. Karena saya sendiri tidak diam diri saat mengalami kejahatan siber, namun hasilnya nihil,” ujarnya.

Peristiwa ini, lanjutnya, sangat bisa dialami oleh siapapun. Dan bagaimana jika mereka telat menyadari, sehingga bukan hanya data yang diretas tapi uang mereka juga. Sedangkan data maupun akses keuangan yang selama ini perputarannya melalui dunia digital, itu disusunnya dengan ikhtiar panjang seseorang.

Hasil kerja keras dan akun google ini kan tempat yang dipercaya untuk menyimpan apapun yang bersifat pribadi. Tapi bisa selemah ini bentengnya. “Jadi mau tidak mau RUU Pelindungan Data Pribadi (PDP) adalah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban,” tegas senator terpilih asal Jawa Timur itu.

Ning Lia menyebut adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi administrasi atau pidana terhadap pengendali/prosesor data yang lalai dalam mengelola data masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan publik bahwa data mereka dijaga dengan baik. Sebaliknya, tanpa ada sanksi, masyarakat bisa apa?,” tandasnya.

Sebagai informasi, Ning Lia berulang kali jadi santapan cyber crime semenjak ditetapkan sebagai anggota DPD RI. Mulai dari pemblokiran halaman Wikipedia Lia Istifhama dan semua akun Wikipedia yang pernah menulis di halaman tersebut, terblokirnya nomer Whatsapp pribadi, shadow blokir akun Instagram pribadi dan relawan, hingga terkini, akun google pribadi dan relawan. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.