Peternak di Surabaya Akui Resah Soal Munculnya PMK

oleh -104 Dilihat
oleh
Hewan ternak sapi yang sedan diperiksa di RPH Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Sejumlah peternak sapi di Kota Surabaya mengaku resah lantaran adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini melanda beberapa daerah di Jawa Timur. Para peternak ini khawatir, apabila tak ada penanganan dengan baik, maka harga sapi diperkirakan bakal melonjak antara dua sampai tiga kali lipat.

“Kalau PMK tak tertangani otomatis harga sapi di Surabaya naik dua sampai tiga kali lipat. Ya kita sebagai peternak pasti resah karena terdampak langsung,” kata Suyatno, seorang peternak sapi di wilayah Surabaya Barat saat dikonfirmasi.

Suyatno menyatakan, prediksi kenaikan harga sapi disebabkan suplai hewan ternak yang dibatasi, khususnya dari daerah yang terdampak PMK. Ia juga menyebut, jika prediksi kenaikan harga sapi benar-benar terjadi, hal tersebut dikhawatirkan bakal memberikan dampak pada usahanya. Padahal, sekitar dua bulan mendatang momen Idul Adha akan tiba.

“Saya sendiri peternak juga merasa takut kulakan sapi dari luar daerah, secara otomatis. Saya ambil sapi dari biasanya dari Bojonegoro, Lamongan, sama Tuban. Ya saya nahan dulu sampai ini virus PMK benar-benar tertangani oleh pemerintah,” ujarnya.

Dirinya hanya bisa berharap supaya pemerintah bisa secepatnya menanggulangi wabah hewan ternak tersebut dengan menerapkan mekanisme karantina ketat pada setiap hewan ternak yang masuk ke Kota Surabaya.

“Sekalipun sapi sehat, kalau memang dari daerah luar dan terpaksa didatangkan, ya harus di karantina. Tetapi 18 hari. Treatmen harus karantina,” kata Suyatno.

Ia menjelaskan, untuk langkah antisipasi darinya sendiri yakni dengan menyusun tata kelola pengamanan kandang dan hewan ternak.

Antisipasi penyebaran PMK juga meliputi penyemprotan kandang dengan cairan desinfektan, sekaligus memastikan kondisnya dalam keadaan tidak lembab.

“Intinya harus tetap bersih hewan dan kandangnya,” pungkas Suyatno. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.