SURABAYA, PETISI.CO – Calon Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin mengakui kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 sangat ditentukan dari perolehan suara di Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan DI Yogjakarta. Perolehan suara di ketiga provinsi itu sangat besar.
“Di Jatim perolehan sangat besar buat 01. Kalau Pemilu 2014, suaranya 53 persen. Di pemilu 2019, raihan suaranya naik menjadi 69 persen,” kata kiai Ma’ruf pada acara Silaturahim Kebangsaan dari Jatim merajut persatuan Indonesia di Kantor PWNU Jatim, Minggu (28/4/2014).
Menurutnya, salah satu keberhasilan Jatim penyumbang suara besar bagi Jokowi-Ma’ruf yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Baik NU secara struktural dan kultural tetap utuh dalam pilpres 2019.
“Bahwa ada satu dua yang mendukung pasangan 02 itu biasa. Tapi secara keutuhan NU itu luar biasa,” ujarnya.
Terlepas dari itu, kiai Ma’ruf menyebut satu penghargaan bagi warga NU dijadikan sebagai pimpinan nasional. Biasanya NU berada di belakang. Biasanya ada di hilir, sekarang NU sudah ditarik ke hulu.
“Artinya NU ikut diajak berperan membangun bangsa. Tapi, ini sekaligus juga sebagai ujian. Bisa gak NU melaksanakannya,” jelasnya.
Namun, tambahnya, NU kalau diajak akan memperoleh kemenangan. Tetapi diajak dan tidak, NU tetap berpartisipasi untuk bangsa dan negara. Ke depan, kita menghadapi tugas berat.
“Terutana merajut hubungan kembali warga NU yang sebelumnya terpecah belah. Bahkan ada yang bilang di pilpres ini perang. Menyatukan kembali menjadi satu bangsa yang utuh butuh kerja keras. Kedua, membangun dan mensejahterakan bangsa” tuturnya.
Meski demikian, kiai Ma’ruf belum berani mengklaim menang. Kemenangan sementara ini baru sebatas penghitungan cepat atau quick count dari lembaga survei.
“Saya baru siap-siap, belum menang. Pemilu sudah aman, semoga setelah pengumuman tetap aman. Saya harap semua bisa menerima hasil apapun pilpres. Kan sebelumnya sudah mengatakan siap menang dan kalah,” ujarnya. (bm)