Prank, antara Muswil V KAHMI Jatim dan Sembako Sampah (sebuah catatan keprihatinan)

oleh -111 Dilihat
oleh
Oleh : Imron Rosyadi*

Perhelatan akbar Musyawarah Wilayah V KAHMI Jatim telah usai diselenggarakan, tepatnya 28-30 Mei 2021 di Sarangan Magetan. Semarak Muswil sangat terasa sejak dua bulan sebelum perhelatan tersebut dilaksanakan. Berita-berita media cetak maupun online ramai memberitakan, baik tentang para calon presidium yang berkontestasi maupun agenda acara dan tokok-tokoh nasional yang akan hadir pada kegiatan tersebut. Foto Akhsanul Yakin Rifat sebagai Ketua Panitia Pelaksana  kerap menghiasi media-media tersebut.

Kemeriahan Muswil V ini bahkan diakui oleh DR. Harry Azhar Aziz Anggota BPK RI dengan menyebut sebagai Muswil paling meriah yang pernah beliau datangi. Hal ini disampaikan pada saat Bang Harry memberikan materi sasarehan bersama Emil Dardak Wagub Jatim.

Kemeriahan dan semarak Muswil makin didukung dengan ratusan spanduk, baliho, bahkan billboard yang tersebar bukan hanya di sekitar lokasi Muswil, melainkan hampir di seantero Jawa Timur. Baliho besar berukuran luas 12 meter berisi Selamat Datang Bang Akbar  menghiasi kota Magetan, juga baliho-baliho selamat dan sukses oleh panitia maupun calon presidium.

Pelaksanaan Muswil semula berjalan baik-baik saja, forum yang dihadiri oleh Majelis Daerah KAHMI Kabupaten/Kota se-Jatim sebagai utusan peserta Muswil memutuskan pimpinan sidang tiga orang, terdiri dari perwakilan Majelis Wilayah saudara Yunianto Wahyudi yang akrab dipanggil Mastenk didampingi oleh dua orang perwakilan Majelis Daerah yaitu Medan Amrulloh dari MD Jombang dan Ach. Mufid dari MD Lamongan.

Forum berjalan baik penuh nuansa kekeluargaan, bahkan pada saat selesai penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban oleh Presidium periode 2016-2021, peserta Muswil menerima LPJ dengan baik dan mengapresiasi kinerja MW. KAHMI Jatim,  bahkan saya sendiri sebagai utusan dari MD Bangkalan menyampaikan memberikan predikat WTP  pada  laporan yang disampaikan.

Dalam rangkaian Agenda Muswil yang menjadi puncak adalah pemilihan 7 orang presidium MW KAHMI Periode 2021-2026. Terdapat 26 orang calon anggota presidium, nama-nama besar menghiasi para kandidat Capres, antara lain, Prof. Dr. dr. Soetojo, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Zainuddin Maliki Anggota DPR RI, Ir. HM. Ridwan Hisjam politikus senior Partai Golkar anggota DPR RI, Haruna Sumitro pengusaha yang juga manajer Madura United, DR. Edi Purwanto dosen sekaligus pengusaha,  Lutfil Hakim wartawan senior,  serta nama-nama beken lainnya.

Dalam mekanisme pemilihan, sebelum peserta diberikan kesempatan memilih para calon, ditentukan dalam tata tertib pemilihan,  para capres (calon presidium) diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi, misi atau menyapa peserta Muswil baik secara langsung maupun secara online (mengingat ada beberapa calon yang tidak berada di lokasi). Dari 26 calon terdapat 3 calon mengundurkan diri sebelum proses pemilihan.

Suasana pemilihan baik-baik saja hingga terpilih 7 orang presidium, yaitu 1) Edy Purwanto, 2) Haruna Sumitro, 3) Ali Mufti, 4) Agung Mulyono, 5) Ridwan Hisjam, 6) Bawon Adhi dan 7) Agus Mahfud. Suasana mendadak berubah, saat pimpinan Sidang Yunianto Wahyudi mau mengetuk palu sidang sebagai tanda diputuskan 7 nama terpilih sebagai Presidium MW. KAHMI Jatim periode 2021-2026, salah seorang calon presidium terpilih HM. Ridwan Hisjam meminta waktu untuk menyampaikan pada forum, dan pada saat diberikan kesempatan, Mas Tatok sapaan akrab Ridwan Hisjam menyampaikan pengunduran diri dari calon presidium terpilih. Pimpinan sidang, tidak menghiraukan pengunduran diri Ridwan Hisjam dan tetap mengetuk palu, tanda disahkannya 7 presidium terpilih dan mundur dari pimpinan sidang.

Pada saat itulah kericuhan bermula, sebagian peserta menolak pengunduran diri Ridwan Hisjam sebagian yang lain menerima, karena dengan pengunduran diri Ridwan Hisjam maka yang menggantikan adalah Imam Nasrulloh. Kemungkinan yang menolak dengan tegas pengunduran diri Ridwan Hisjam adalah yang memilih Ridwan Hisjam dan tidak memilih Imam Nasrulloh, sedang yang menerima dengan tegas adalah yang memilih Imam Nasrulloh dan tidak memilih Ridwan Hisjam.

Beragam tanggapan menyikapi kejadian tersebut, ada yang menganggap ini guyonan ala Ridwan Hisjam, ada yang menyebutnya ini prank. Dua-duanya bisa saja benar, mengingat secara definisi Prank merupakan Kata dalam bahasa Inggris yang artinya senda-gurau, menipu atau mengibuli, kelakar, olok-olok, seloroh atau juga bisa diartikan gurauan atau guyonan.

Anggapan bahwa ini merupakan aksi prank, mengingatkan kita pada kejadian setahun lalu yang dilakukan oleh Youtuber Ferdian Paleka yang demi konten youtube memproduksi dan menyebarkan konten prank pembagian sembako berisi sampah di Bandung yang berujung pidana karena dilaporkan oleh korbannya.

Dalam kontek prank Muswil ini, apakah korban diuntungkan atau dirugikan wallohu a’lam, yang pasti ini merupakan prank dengan biaya termahal, lebih dari Rp 300 juta.

Terlepas apakah yang dilakukan oleh Ridwan Hisjam ini adalah prank atau bukan, pasca pelaksanaan Muswil kemudian menyeruak isu beragam pula, mulai dari dugaan money politic hingga adanya intervensi dari lembaga pemerintah. Isu ini menjadi “noda” keberhasilan pelaksanaan Muswil, dan menjadi catatan keprihatinan, dan semoga ada jalan terbaik demi tetap terjalinnya persaudaran keluarga besar Alumni HMI di Jawa Timur.

Bangkalan, 1 Juni 2021

*)Penulis adalah koordinator Presidium MD. KAHMI Bangkalan

No More Posts Available.

No more pages to load.