Presiden Jokowi Hadiri Kajian Ramadan Muhammadiyah di Malang

oleh -39 Dilihat
oleh
Massa yang menghadiri Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017), di Universitas Muhammadiyah Malang

MALANG, PETISI.COKehadiran Presiden RI Joko Widodo pada Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017), di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bertepatan dengan Pekan Pancasila menjadi momentum untuk memperkuat kiprah kebangsaan Muhammadiyah yang telah melampaui satu abad.

Rektor UMM Fauzan mengatakan, kedatangan Presiden ini sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang telah meneguhkan negara Pancasila sebagai darul-ahdi wasy-syahadah.

“Darul-ahdi bermakna bahwa negara kita ini merupakan hasil konsesus nasional, yang melintasi keragaman etnis, agama, bahkan kekuatan politik dan golongan. Sementara darusy-syahadah menegaskan bahwa tanah air ini adalah bukti kesaksian kita atas Indonesia yang merdeka, yang harus dijaga bersama menuju negeri yang makmur, adil dan bermartabat.”

Terlebih, tambah Rektor, jika dilihat dari sisi historis, jauh sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah telah bahu membahu, turut membangun fondasi bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan.

Presiden Jokowi saat sambutan dihadapan peserta.

“Benang merah itu yang coba kita perkuat. Apalagi, UMM ini kan salah satu amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan yang telah mengukuhkan diri sebagai kampus kebangsaan. Jadi konteks kehadiran Pak Jokowi ini sangat relevan,” kata Fauzan.

Bagi Fauzan, kehadiran Presiden di UMM ini sangat kontekstual dengan Pekan Pancasila yang dicanangkan pemerintah. Pekan Pancasila, sebagaimana disebut Jokowi, diupayakan untuk menguatkan dan memperkenalkan ulang dasar-dasar Pancasila, serta menarik minat anak muda terhadap Pancasila, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa dapat menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Karena salah satu sasarannya anak muda, maka penguatan Pancasila oleh Presiden bisa langsung dirasakan oleh kaum muda Muhammadiyah se-Jawa Timur serta mahasiswa UMM yang berlatar keragaman etnis, suku, bahkan agama. Ini penting, karena melalui anak muda, upaya memviralkan spirit Pancasila menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan,” kata Fauzan.

Selain Jokowi, sejumlah tokoh yang dijadwalkan menjadi narasumber yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Mendikbud Muhadjir Effendy, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Abdul Malik Fadjar, dan Wakil Ketua MUI Yunahar Ilyas, Ketua Dewan Pertimbangan MUI yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua PWM Jawa Timur Saad Ibrahim, dan sejumlah tokoh lainnya.

Asisten Rektor Koordinator Bidang (Askorbid) Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang juga menjadi penanggungjawab Kajian Ramadhan 1938 Hijriyah Mohammad Nurhakim menjelaskan, kajian Ramadhan ini diharapkan berdampak positif bagi keutuhan bangsa maupun untuk kepentingan umat, “Karena dihadiri sejumlah tokoh bangsa, semoga ini bisa lebih merekatkan semua elemen bangsa, serta menguatkan kembali titik-titik simpul umat ini dari ketegangan-ketegangan yang sempat menguji keutuhan Indonesia belakangan ini,” kata Nurhakim.

Melalui tema “Memberi itu Indah, Memberi untuk Negeri”, lanjut Nurhakim, konteks filantropi yang hendak disampaikan pada gelaran yang berlangsung selama dua hari ini (3-4/6) tidak lagi pada tataran verbal semata. Lebih dari itu, gelaran ini berupaya mengajak seluruh warga Persyarikatan untuk mengejawantahkan filantropi dalam aksi nyata.

Nurhakim mencontohkan aksi nyata Muhammadiyah yang dibuktikan dengan banyaknya amal usaha yang dimilikinya. Disebut Nurhakim, Muhammadiyah memiliki 24.953 lembaga pendidikan usia dini, dasar dan menengah, 176 perguruan tinggi, 2.119 lembaga kesehatan, 525 panti sosial, 11.198 rumah ibadah, serta tanah seluas 20.945.504 meter persegi. “Semua amal usaha itu merupakan filantropi yang dedikasinya untuk bangsa,” tuturnya.(catur/*)