Produksi Kedelai dan Bawang Putih di Jatim Alami Defisit

oleh -21 Dilihat
oleh
Hadi Sulistyo (tengah) saat berbincang santai dengan gubernur Khofifah.

SURABAYA, PETISI.CO – Produksi kedelai di Jawa Timur (Jatim) dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami defisit, yakni turun sekitar 10,6 persen. Hal ini disebabkan menurunnya luas panen 10,1 persen dan menurunnya produktivitas 0,83 persen.

Berdasar data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim selama tahun 2019, luas panen kedelai di Jatim sekitar 84.008 ton. Sedangkan untuk produktivitas 14,44 kuintal per hektar (ku/ha).

“Rata-rata produksi kedelai di Jatim selama 5 tahun terakhir sekitar 301.031 ton ose, sementara kebutuhan konsumsi mencapai 447.912 ton ose,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo, kepada wartawan di Surabaya, Kamis (26/12/2019).

Dijelaskan, masuknya impor kedelai karena petani ini kurang berminat menanam kedelai secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti harga bibit kedelai Rp 8.500, namun setelah dijual harganya dibawah Rp 7.000. “Selain itu resiko hama dan penyakit lebih tinggi ketimbang padi atau jagung,” tandasnya.

Menurutnya, karena harga jual yang tidak mendukung, maka intensifikasi budidaya kedelai secara umum jarang dilakukan pengelolaan tanaman secara terpadu. Sehingga dampaknya kualitas hasil panen kurang optimal. “Secara kualitas, kedelai impor lebih bagus ketimbang kedelai lokal milik petani,” ucapnya.

Mengenai langkah apa yang akan diambil untuk mencegah defisit, Hadi menyebut pihaknya akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan perluasan area tanam. Selain itu juga melakukan pola tumpang sari. “Kami juga akan mendorong industri olahan untuk memanfaatkan kedelai lokal,” tuturnya.

Selain kedelai, lanjutnya, defisit juga terjadi pada komoditas bawang putih. Bawang putih mengalami defisit, karena luas tanam bawang putih hanya 73 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 7 ton/ha.

“Maka produksinya hanya mencapai 497 ton. Sementara kebutuhan untuk konsumsi sebesar 59.280 ton. Dengan demikian, defisit bawang putih mencapai 55.783 ton,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Jatim ini.(bm)