Produsen Obat dan Jamu Tradisional Diminta Lebih Inovatif

oleh -61 Dilihat
oleh
Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Setyo Wasisto

SEMARANG, PETISI.COM – Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Setyo Wasisto menyayangkan  pertumbuhan produksi obat dan jamu tradisional tidak dibarengi meningkatnya volume ekspor.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan 1/2019 sektor industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 8,12% dengan nilai PDB sebesar Rp20,38 triliun,”  jelas Komjen Pol Setya Wasisto kepada wartawan usai pembukaan Sosialisasi Revitalisasi Industri Obat dan Jamu Tradisional serta Bimbingan Teknis SDM Aplikator UPVC di Semarang, Kamis (10/10/2019).

Setya Wasisto menambahkan dari sisi ekspor, penjualan produk obat tradisional sepanjang 2018 telah mencapai senilai US$51,09 juta. Angka ini mengalami peningkatakan jika dibandingkan 2017 yang hanya sebesar US$36,82 juta.

Menurutnya, prospek pengembangan industri obat tradisional berbasis herbal di Indonesia juga cukup potensial, mengingat Indonesia memiliki banyak tanaman herbal/obat-obatan yang secara turun temurun sudah banyak digunakan baik untuk kesehatan maupun kecantikan.

“Sayangnya, potesi pasar obat tradisional yang terbuka ini belum banyak digarap sejumlah industri di Indonesia. Saat ini sistem produksi yang dilakukan pordusen terlihat masih kurang efisien, sehingga produk yang dihasilkan kurang bervariasi,” jelasnya.

Setya menilai pesaing utama komoditas obat tradisional Indonesia produsen berasal dari Tiongkok. Mereka cenderung lebih memodernisir proses, kemasan, maupun dalam memasarkan produknya.

“Kami berharap produsen obat dan jamu tradisional lebih inovatif sehingga lebih mudah go internasional,” pinta Setyo Wasisto.(rief/kip)