BONDOWOSO, PETISI.CO – Awal tahun 2020, PT Pertamina (Persero) menambah stok distribusi elpiji 3 kg. Langkah ini, untuk mengatasi kelangkaan elpiji di pasaran beberapa waktu terakhir. Namun, kenyataanya PT Pertamina berbohong, karena hingga Minggu (2/2/10), di Bondowoso masih mengalami kelangkaan elpiji 3 kg.
Hal ini dicetuskan oleh Kepala Bagian (Kabag) administrasi dan Perekonomian Pemkab Bondowoso, Haris Wasiyanto, belum lama ini.
“Pertamina sudah mengklaim jika stok akan kembali normal,” ujarnya.
Penambahan ini, lanjut Haris, sudah berlangsung sejak awal pekan ini. Kami memastikan distribusi stok elpiji 3 kg sudah akan sampai di tingkat pengecer.
“Memang butuh recovery, agar distribusi stok normal kembali. Kini sudah berjalan dari SPBE ke agen sampai nanti ke pengecer,” bebernya.
Namun hal ini, terkesan pembohongan publik. Mengapa demikian, karena gas elpiji ukuran 3 kg, masih langka di Kabupaten Bondowoso. Sehingga membuat warga kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji tersebut.
“Saya sudah dua hari mencari gas elpiji, belum mendapatkannya. Saya terpaksa numpang di rumah saudara untuk memasak makanan,” kata Bunami (42), Minggu (2/2/2020).
Saya warga miskin, butuh perhatian pemerintah terhadap kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg ini.
“Sering kali gal elpiji ini kesulitan. Katanya normal, tapi kenapa masih langka,” imbuhnya.
Hasil wawancara dengan pemilik toko atau pengencer gas elpiji ukuran 3 kg, di jalan Pujer, Desa Sumber Salam, Kecamatan Tenggarang, inisial FT menyebutkan bahwa, tambahan stok distribusi gas elpiji itu hanya wacana dan tidak jelas.
“Itu hanya wacana, tapi tidak jelas. Buktinya, yang biasanya saya dapat jatah 60 tabung, ternyata akhir-akhir ini dikurangi menjadi 40 tabung gas elpiji ukuran 3 kg perhari. Ini kan pengurangan bukan penambahan stok,” tandasnya. (tif)