PTM 100 Persen di Surabaya Dijalankan Besok, Komisi D Soroti Kondisi Fisik Guru

oleh -156 Dilihat
oleh
Ilustrasi

SURABAYA, PETISI.CO – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen akan dijalankan dengan mekanisme sistem 2 shift mulai besok. Nantinya para murid masuk secara bergantian sesuai dengan jam telah ditetapkan.

Seperti halnya pada pelajar SMP yang masuk pada pukul 06.30-09.30 WIB dan pukul 10.00-13.00 WIB. Sedangkan pelajar di tingkat SD, pelajaran akan dimulai pukul 07.00-09.00 WIB dan pukul 09.30.12.00 WIB. Meski begitu, penerapan sistem dua shift tersebut menjadi sorotan Komisi D DPRD Surabaya.

Hal yang diperhatikan adalah kondisi kesiapan fisik dari para guru di masing-masing sekolah.

“Yang kita khawatirkan guru-guru nanti lelah. Kalau yang (mengajar) per bidang studi seperti di SMP mungkin bisa, soalnya berbeda-beda (pengajar) tiap bidang studinya berbeda ya. Tapi kalau SD itu kan harus guru kelas,” ungkap Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah.

Khusnul meminta kepada pihak kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk melakukan pengawasan kepada kondisi kesehatan seluruh guru.

“Mudah-mudahan itu harus dipertimbangkan (penerapan PTM 100 persen dengan sistem shift). Saya berharap tenaga pendidik, bapak dan ibu guru, anak-anak juga sehat dan mengikuti PTM dengan baik,” ujarnya.

Senada dengan Khusnul, anggota Komisi D Tjutjuk Supariono mengaku keberatan dengan pola penerapan shift ini. Politisi PSI ini mengaku lebih setuju jika PTM tetap digelar dengan sistem hybrid atau masuk sekolah secara bergantian, tanpa sistem shift.

“Pertimbangannya ya tenaga guru. Kasihan kan, kalau saya sih ya cenderung setuju dengan tetap hybrid,” kata Tjujuk.

Bahkan dia juga mengaku tak mengetahui penerapan shift pada PTM. Sebab, hal tersebut disebutnya tak dipaparkan oleh Dispendik Kota Surabaya saat hearing bersama Komisi D.

“Nah kok tidak dipaparkan, tiba-tiba muncul kok sistem shift,” paparnya.

Alhasil, dia pun memempertanyakan keputusan penerapan pelaksanaan dengan model pembelajaran dua shift ini. Pihaknya pun berencana memanggil ulang Dispendik Kota Surabaya untuk membicatakan perihal penerapan sistem shift pada PTM di Kota Surabaya.

“Jadi kita minta klarifikasi kok gak ada obrolan seperti ini (penerapan shift),” pungkas Tjujuk. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.