Puluhan Pengungsi Erupsi Semeru Berada di Blitar

oleh -160 Dilihat
oleh
Korban eruspi Gunung Semeru yang mengungsi ke Blitar

BLITAR, PETISI.CO – Keganasan Gunung berapi Semeru memporak-porandakan masyarakat penghuni yang berada di sekitar gunung Semeru di Lumajang, dengan kejadian erupsi Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 pukul 15.30 wib itu berdampak besar bagi masyarakat setempat seperti hilangnya rumah dan tempat tinggal mereka serta nyawa keluarganya karena kena material erupsi Semeru.

Di antara ribuan masyarakat yang terdampak dan sekarang hidup di pengungsian sambil menunggu bagaimana nasip keluarganya yang lain yang sampai saat ini belum diketahui nasibnya. Di antara ribuan pengungsi yang hidup di pengungsian ada 20 pengungsi yang terdiri dari 7 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di wilayah Kabupaten Blitar. Mereka berasal dari Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang dan dari Dusun Corakobo’an, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.

Menurut pengakuan salah satu pengungsi yang selamat yang sekarang berada di Blitar kepada wartawan Petisi.co mengatakan, mereka bersama keluarga ini Alhamdulillah masih diselamatkan oleh Allah dari material Irupsi Gunung Semeru.

Sebab erupsi saat itu tanpa ada tanda-tanda atau peringatan apapun. Tiba-tiba Semeru mengeluarkan material panas dengan cepat. Sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan harta benda dan hanya membawa pakaian yang menempel di badan langsung lari mengungsi bersama keluarga. Akhirnya mereka sampai di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini pada 5 Desember pukul 19.00 wib dalam keadaan selamat.

“Rumah kami dalam keadaan hancur tertimbun material erupsi Gunung Semeru. Serta orang tua kami sampai sekarang belum diketahui nasibnya,” ungkap salah satu pengungsi.

Sementara Suwondo, Kepala Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar kepada wartawan petisi.co mengatakan, mendapatkan informasi dari kepala dusunya tentang kedatangan pengungsi erupsi gunung Semeru. “Kami sebagai Kepala Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro langsung melaporkan ke Dinas Sosial Kabupaten Blitar,” kata Suwondo.

Lebih lanjut Suwondo menjelaskan, setelah melaporkan ke Dinas Sosial mereka langsung mendapatkan perhatian dan penanganan langsung dan hanya dalam jangka waktu satu Minggu yang dicukupi kebutuhan hidupnya oleh Dinas Sosial Kabupaten Blitar.

Yang menjadi permasalahan, belum tahu sampai kapan pengungsi ini berada di sini. Karena menurutnya rumah dan tempat tinggalnya sudah hancur semua. Bahkan, Bupati Blitar yang katanya mau mengunjungi pengungsi ini namun sampai saat ini belum terlaksana sama sekali.

Suwondo menambahkan, untuk sementara ini semua kebutuhan hidupnya pengungsi dibantu dari Dinas Sosial Kabupaten Blitar ini dibantu oleh beberapa donatur dan sampai saat ini untuk biaya hidup masih relatif aman tercukupi.

Sekarang yang perlu dipikirkan bagaimana nasib pengungsi ini biar tidak jenuh menunggu nasibnya. Untuk menghilangkan kejenuhannya diusahakan untuk memberikan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Seperti bagi yang biasa bertani untuk bertani dan bagi yang biasa tukang bangunan juga bekerja di bangunan, tujuannya biar mereka tidak jenuh dan hanya meratapi nasibnya.

Dengan demikian mereka bisa menunjukkan bahwa mereka bukan pengemis yang hanya mengharapkan pemberian dan belas kasihan dari orang lain. “Selain itu menunjukkan bahwa mereka bukan pemalas tapi pekerja untuk keluarga, serta menunjukkan bahwa mereka itu merupakan orang-orang yang hanya kena musibah,” tutupnya. (min)

No More Posts Available.

No more pages to load.