Petani Menjerit
BANYUASIN, PETISI.CO – Sudah dua tahun berturut-turut, petani padi di Kecamatan Rantau Bayur mengalami kemalangan. Puluhan ribu hektar persawahan padi mengalami gagal panen. Kondisi ini disebabkan lahan persawahan mereka kering kerontang, karena kemarau berkepanjangan.
Puluhan ribu hektar persawahan petani padi tadah hujan di Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Sumsel, tersebar di dua puluh satu desa, seperti Desa Tebing Abang, Pakar Bulan Rantau Bayur, Tanjung Tiga, Tanjung Pasir, Lebung, Sungai Lilin dan beberapa desa lainnya, total gagal panen masalahnya masih seperti tahun lalu juga.
“Pasokan air untuk persawahan kami sangat kurang,” ungkap seorang petani Aben Suryadi (37), warga Desa Tebing Abang Kamis (30/08/2018).
Musim kemarau yang terjadi dua bulan belakangan ini, mulai Juli, Juni sampai Agustus.
“Kami petani padi sudah dua tahun berturut turut mengalami kesulitan mendapatkan benih, pupuk, racun hama, persis sama seperti tahun lalu ,” ujarnya.
Di Tempat dan waktu yang sama ditambahkan oleh salah seorang warga lagi yang merupakan petani juga, Marwandi (40), ia ingin sekali mengecap bagaimana rasanya bantuan pemerinta itu sesuai dengan amanat UU RI dalam sila kelima Pancasila dan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara jelas dinyatakan bahwa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menurutnya, sejauh ini belum ada tindakan dari pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Banyuasin Sumsel untuk menyikapi permasalahan yang menyebabkan gagal panen ribuan hektar lahan padi tadah hujan di Kecamatan Rantau Bayur ini. (rn)