PWI Jatim Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan

oleh -27 Dilihat
oleh
Wartawan dari berbagai media memiliki solidaritas tinggi atas musibah yang menimpa rekan seprofesinya di Makassar dan Jakarta

SURABAYA, PETISI.CO – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur mengecam aksi kekerasan wartawan yang meliput demonstrasi mahasiswa di Makassar dan DKI Jakarta. Mereka menjadi korban pemukulan aparat kepolisian, sehingga menimbulkan luka bocor di kepala dan memar pada sejumlah bagian tubuh.

“Tulis saja PWI Jatim mengecam aksi kekerasan kepada wartawan,” tegas Wakil Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim di sela demo wartawan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (25/9/2019).

Kecaman serupa ditunjukkan sekitar 100 wartawan yang tergabung dalam wartawan Surabaya bergerak. Sebagai aksi solidaritas kepada wartawan yang dipukuli polisi saat meliput demo mahasiswa di Makassar dan Jakarta, mereka menggelar demo di depan Grahadi.

Tuji (berkamata hitam) memimpin rekan-rekannya demo di depan Grahadi.

Dalam aksinya, wartawan dari berbagai media cetak, online dan elektronik itu membawa poster-poster yang berisi kecaman terhadap polisi. Antara lain tulisan “Cok isok moco Pers opo gak, Jurnalis butuh kasih sayang, bukan tendangan dan Aku butuh cintamu, bukan amarahmu”.

Ada juga poster dengan tulisan “Kami wartawan santun jangan dianiaya!!!, Kami wartawan kerja mengabdi bukan musuhmu dan IJTI tuntut Kapolri oknum yang memukul wartawan.

“Jurnalis menjalankan tugas dilindungi UU No 40 Tahun 1999, sehingga wajib dilindungi. Bukan malah mendapatkan kekerasan,” kata korlap aksi, Martudji dalam orasinya.

Aksi solidaritas wartawan Surabaya bergerak ini hanya berlangsung singkat dan tertib. Meski begitu, aksi mereka mendapat perhatian pengendara motor yang melintas di Jalan Gubernur Suryo.

Suasana menjadi riuh saat ratusan mahasiswa yang demo di Gedung DPRD Jatim melintas di depan Grahadi. Para jurnalis yang sempat istirahat sejenak, langsung berdiri menyambut rombongan mahasiswa itu dengan teriakan hidup mahasiswa. (bm)