Rakerda ke 4 MUI Surabaya Usung Tema Ukhuwah Islamiah Menuju Pilkada 2024 Damai

oleh -167 Dilihat
oleh
Dari kiri Ketua Panitia KH. Shodikun A. Karim, Sekretaris Umum MUI Kota Surabaya KH. Muhaimin Ali, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Umum MUI Kota Surabaya KH. Abdul Muhith Murtadho, Ketua MUI Propinsi Jatim KH. Ahsanul Haq

SURABAYA, PETISI.CO – Majelis Ulama Indonesia Kota Surabaya menggelar Rapat Kerja (Raker) Daerah tahun 2024. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Graha Sawunggaling Lt 6 Pemerintah Kota Jl. Jimerto No 25-27 Surabaya, Sabtu (22/6/2024).

Rakerda diawali dengan registrasi oleh 200 peserta dan dilanjutkan dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al Qur’an, laporan ketua panitia raker.

Peserta Rakerda MUI Kota Surabaya

Dalam laporannya, Ketua Panitia Raker Drs. KH. Shodikun A. Karim SH, M.Kn, menyampaikan, kegiatan ini adalah rapat kerja daerah ke 4 tahun 2024 yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia Kota Surabaya.

“Saya selalu ketua penyelenggara raker sudah berupaya maksimal untuk bisa memberikan pelayanan terbaik, namun keterbatasan dan kemampuan kami hanya sedemikian saja. Rakerda tahun 2024 ini adalah menyusun program kerja untuk tahun 2025 dengan tema “Merajut Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Basyariyah dan Ukhuwah Wathoniyah Menuju Pilkada 2024 Damai”,” papar KH. Shodikun.

Menurutnya, tema tersebut dikarenakan MUI sebagai Shodikun Hukama dan Khodimul Ummah, yaitu sebagai mitra  pemerintah dan pelayan ummat. Sangat berharap agar Kota Surabaya aman, damai, tentram, sejuk, sehingga menjadi kota Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur.Selain itu, acara ini terselenggara atas berkat support dari Pemkot Surabaya, mulai dari seluruh kebutuhan dan anggaran di tanggung oleh Pemkot Surabaya.

“Kami bersama dengan segenap panitia penyelenggara, menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Walikota dan pemerintah kota Surabaya yang telah bersinergi dan membantu kegiatan Majelis Ulama Indonesia Kota Surabaya,” ucap Ketua Panitia Rakerda MUI Kota Surabaya.

Di akhir laporannya, Ketua Panitia Raker MUI Kota Surabaya mengingatkan terkait realisasi papanisasi kepada Walikota, karena MUI Surabaya punya janji kepada MUI Kecamatan se Kota Surabaya untuk diberikan papanisasi dan komputerisasi MUI kecamatan.

Kemudian dilanjutkan sambutan dari Ketua Umum MUI Kota Surabaya, KH. Abdul Muhith Murtadho, mengatakan, jika Majelis Ulama Indonesia lahir dari rahim pemerintah di seluruh tingkatan, mulai dari pusat propinsi, Kab/Kota dan kecamatan Istiqomah dan bersinergi dengan pemerintah sebagaimana MUI Kota Surabaya.

“Sejak didirikan tahun 1975 hingga saat ini selalu berjalan dengan kementrian dan pemerintah, sebagaimana bahwa kita ketahui bersama visi misi adalah semangat sebagai Mitra pemerintah, sebagai pelayan ummat, amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai Mitra pemerintah kiranya MUI telah banyak bekerjasama dalam pembangunan mental spiritual, demi terlaksananya Kota Surabaya yang majemuk, aman, tentram dan damai,” tutur Ketua Umum MUI Kota Surabaya.

Selain itu, MUI Kota Surabaya juga turut dalam penutupan lokalisasi, menyikapi penyimpangan paham, munculnya virus corona (covid 19) MUI tampil terdepan dalam memberikan fatwa penanganan vaksin, astra dan zeneca yang banyak di ragukan kehalalannya. Sehingga MUI Kota Surabaya memberikan sosialisasi terkait hal tersebut, dan dilakukannya vaksinasi masal oleh pemkot Surabaya di Gelora 10 Nopember.

Sambutan Ketua MUI Propinsi Jawa Timur, menyampaikan, bahwa yang penting dan perlu dipahami adalah SK MUI Kota Surabaya ini di keluarkan oleh MUI Propinsi Jawa Timur, akan tetapi dalam momen anggaran biaya itu dari pemda setempat.

“Hanya ada perbedaan antara daerah satu dengan daerah yang lain, contoh yang paling dekat yaitu Gresik bahwa MUI Gresik itu menerima dana hibah global 1,5 milyar itu langsung diberikan kepada MUI, pengayoman dan terkait penggunaannya tergantung MUI Gresik akan tetapi sesuai dengan pengajuan. Jadi pengajuan berdasarkan beberapa proposal sesuai dengan penggunaan itu, berbeda dengan MUI Kota Surabaya kalau ada kegiatan baru menyodorkan anggaran, seperti papanisasi misalnya di masing masing MUI kecamatan ndak dipasang atau dibuat karena anggaran dari pak wali belum turun,” ujar Ketua Drs. KH. Ahsanul Haq, M.Si mewakili Ketua Umum MUI Propinsi Jatim KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Aaloh, SH, MM.

Menurutnya, MUI ini sebagai Mitra dari pemerintah telah membantu apa yang di butuhkan pemerintah, khususnya di Jawa timur. Contohnya yang sudah di sampaikan terkait vaksinasi Covid 19 lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, menyampaikan, bahwa peran MUI di kota Surabaya luar biasa. Menurutnya, Pemilu 2024 lalu turut serta dan pendampingan dari MUI sangat luar biasa, sehingga di Surabaya dapat berjalan aman dan lancar.

“Maturnuwon pada MUI Kota Surabaya dengan seluruh pergerakannya, serta dakwahnya yang sudah dilakukan kalau kita bilang di Jawa Timur dan Indonesia yang bangga Surabaya. Salah satu kiper dari pernikahan dini itu adalah bayi stunting, dan stunting di Kota Surabaya yang dulunya 28,5℅ sekarang 1,6℅ ini barokah dari MUI Surabaya,” ujar Cak Eri sapaan akrab Walikota Surabaya ini.

Eri juga menyampaikan, Surabaya ini di bangun bukan karena jabatan tapi dari ukhuwah islamiah dan Basyariyah, jadi terbukti kemiskinan yang 11℅ turun jadi 4,5℅ dan yang stuntingnya juga turun.

“Karena kita bergeraknya bersama, jadi insha allah tiap hari dilakukan oleh MUI Kota Surabaya ini kulo maturnuwon sanget, dengan kinerja ini maka akan membuat Kota Surabaya semakin menuju Kota Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur. Walaupun Kota ini ada dan juga kegiatan serta lambaga apapun ada kalau tidak saling bekerja sama percuma,” ujar Walikota.

Terkait dengan hibah, lanjut Cak Eri, saya punya pengalaman di dana hibah, dimana yang bertanggungjawab adalah penerima hibah.

“Kalau itu betul ndak apa apa, tapi kalau yang diperiksa untuk menjelaskan tentang kronologisnya kiai, berarti saya ini santri yang kurang ajar. Jadi saya sepakat kegiatan yang ada di MUI ini bisa dibuat dengan waktu satu tahun, kegiatannya apa saja dan kemudian di sampaikan ke pemerintah Kota untuk di masukkan ke tahun 2025 nanti, tetapi ketika sudah du sahkan saya tanda tangi uangnya tidak saya serahkan ke MUI tapi kegiatan itu saya akomodir semua ndak ada yang di kurangi dan akan saya titipkan ke dinas, jadi kalau ada apa apa yang tanggungjawab dinas,” ucap Walikota Surabaya.

Turut diundang dalam Raker MUI Kota Surabaya, Ketua Umum MUI Propinsi Jatim, Walikota Surabaya, Ketua DPRD Kota Surabaya, Kepala Kemenag Kota Surabaya, Ketua Umum MUI Kota Surabaya beserta jajaran pengurus dan dewan pertimbangan, para Ketua Ormas islam di Surabaya, diantaranya PC NU dan Muslimat Kota Surabaya, P.D Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Surabaya, DPD LDII dan Wanita LDII Kota Surabaya, Baznas, FKPQ, DMI, FKUB Kota Surabaya, penyuluh Kemenag se Kota Surabaya, Ketua, Sekretaris dan Bendahara MUI Kecamatan se Kota Surabaya sebagai peserta Raker. (bah)