Surabaya, petisi.co – Pj Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono memastikan Jatim tetap menjadi lumbung pangan nasional dan siap mendukung penuh program swasembada pangan nasional.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan dan sejumlah lembaga negara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (7/1/2024).
Adhy menilai posisi Jatim sebagai lumbung pangan nasional dan dukungan untuk terwujudnya swasembada pangan nasional adalah hal rasional. Pasalnya berbagai capaian Jatim di sektor pangan menjadi bukti bahwa Jatim memiliki kapasitas untuk mewujudkan hal tersebut.
Faktor-faktor tersebut antara lain luas lahan baku sawah (LBS) Jatim tahun 2024 seluas 1,2 juta ha meliputi sawah beririgasi 719.598,29 ha dan sawah non irigasi (sawah tadah hujan, pasang surut dll) seluas 488.379,09 ha.
Tahun 2024, Kementerian Pertanian melaksanakan program pompanisasi untuk mendukung pertambahan areal tanam (PAT). “Potensi luas sawah tadah hujan yang menjadi target seluas 170.654,37 ha dan telah terealisasi 175.279,83 ha atau setara 102,71 persen,” ujarnya.
Dijelaskan, capaian luas tambah tanam (LTT) padi dan jagung periode Januari – Desember 2024 dimana realisasi tanam komoditas padi seluas 2,35 juta ha, naik 522.439 ha dibandingkan periode sama tahun 2023 1,82 juta ha. Begitu juga dengan realisasi tanam komoditas jagung seluas 1,25 juta ha.
“Realisasi tanam jagung naik sebesar 510.608 ha dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 yaitu 1,19 juta ha,” ungkapnya.
Pupuk bersubsidi di Jatim, menurutnya, telah teralokasi sebesar 1,94 juta ton. Diantaranya pupuk Urea, NPK, NPK formula khusus dan pupuk organik. Sampai 31 Desember 2024, pupuk tersebut telah tersalurkan sebanyak 1,67 juta ton. “Pupuk bersubsidi yang disalurkan ke masyarakat mencapai 85,69% dari total alokasi,” katanya.
Di sisi sumber daya manusia, lanjutnya, total penyuluh pertanian di Jatim sebanyak 3.673 orang yang terdiri dari 1.705 PNS, 1.953 PPPK dan 15 orang THL-TBPP atau tenaga harian lepas – tenaga bantu penyuluh pertanian. Sedangkan jumlah petani di Jatim tahun 2024 sebanyak 5,5 juta orang tersebar di 8.493 desa/kelurahan.
“Ini banyaknya jumlah penyuluh pertanian tidak sebanding dengan banyaknya atau jumlah petani di Jatim, artinya jumlah penyuluh pertanian di Jawa Timur ini masih kurang, dan ini jauh dari kata ideal,” tuturnya.
Pihaknya telah melakukan sertifikasi benih tanaman pangan dan holtikultura. Pada tahun 2024 untuk tanaman pangan yaitu padi jumlahnya 37,5 ribu, dan jagung 2.081. Sementara terkait ketersediaan pangan di Jatim sampai Desember 2024 semua komoditas utama mencukupi prakiraan kebutuhan.
Bahkan beberapa komoditi surplus dan mampu mensuplai provinsi lain di indonesia. “Harga rata- rata pangan pokok dan strategis di tingkat konsumen di Jawa Timur relatif stabil, kecuali cabe rawit kriting,” tandasnya.
Berdasarkan angka sementara BPS, produksi padi di Jatim tahun 2024 sebesar 9,23 juta ton, dan menjadi capaian tertinggi nasional. Produksi jagung di jatim pada tahun 2024 mencapai 4,49 juta ton. “Ini adalah faktor yang mengukuhkan posisi Jatim sebagai lumbung pangan nasional,” ucapnya.
Di sisi lain, populasi hewan ternak di Jatim juga berkontribusi besar pada nasional. Antara lain sapi perah sebesar 266 ribu, sapi potong 3,07 juta, dan kambing 4,95 juta. “Hasil produksi ternak seperti susu mencapai 456,3 ribu ton, telur 1,7 juta ton, dan daging sebesar 102,7 ribu ton,” ucapnya.
Begitu juga dengan produksi perikanan tangkap Jatim yang meningkat dari tahun 2016 hingga 2024 dan menduduki posisi tertinggi nasional. Angka sementara untuk tahun 2024 di Jatim, produksi perikanan tangkap sebanyak 621.437,28 ton, perikanan budidaya 1,36 juta ton, dan produksi garam 1,009 juta ton.
Namun, sejumlah masalah dan tantangan sektor pangan juga tengah dihadapi Jatim. Diantaranya akhir tahun 2024 hingga awal 2025, penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali meningkat dengan lebih dari 250 kasus/hari (sebelumnya hanya 10 kasus/hari). Dan total kebutuhan vaksin di Jatim tahun 2025 sebanyak 7,2 juta dosis setara 70-80% dari total hewan rentan.
“Ketersediaan vaksin saat ini yaitu dari bantuan kementan 12.500 dosis, belanja Pemprov Jatim 320.000 dosis yang saat ini dalam proses pembelian. Sementara rencana bantuan tambahan kementan 1,4 juta dosis. Sehingga total kekurangan vaksin 5,4 juta dosis,” ungkapnya.
Ia berharap Rakor bidang pangan ini akan dapat memberikan rekomendasi bagi Jatim dan memperkuat posisi Jawa sebagai lumbung pangan nasional. Di samping itu keberhasilan sektor pangan Jatim menjadi modal mendukung swasembada pangan yang diharapkan dapat direalisasikan di tahun 2027. (bm)