Tak Diijinkan Gunakan Aliran Sungai Telaga Sarangan
MAGETAN, PETISI.CO – Belasan petani sayur di Magetan Jawa Timur ngeluruk ke Kantor Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur menagadukan nasib ratusan hektar lahan pertanian mereka yang tidak mendapat pengairan, karena DAS Solo melarang petani mengambil air dari aliran Telaga Sarangan.
Salah satu perwakilan petani dari Buluharjo Isradi mengatalan, akibat larangan tersebut membuat lebih dari 500 hektar lahan pertanian sayur mengakami kekeringan dan gagal panen.
“511 itu dari keseluruhan dari 8 desa. Yang sangat terdampak itu ada 4 desa itu sekitar 200 sampai 300 hektar. Kering semua, tidak bisa nanam yang sudah jadi tanaman rusak, kering semua,” ujar Isradi Senin (14/10/2019).
Isradi menambahkan, petani di Plaosan kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah dikarenakan DAS Solo selaku pengelola aliran sungai di kaki Gunung Lawu menutup aliran sungai ke sawah warga dan mengalirkan ke Danau Telaga Sarangan.
Para petani di Kecamatan Plaosan mengaku sudah mengajukan proposal agar DAS Solo membagi aliran antara ke Telaga Sarangan dan ke pertanian milik warga.
”Sudah kita ajukan ke DAS Solo 2 bulan lalu, tetapi tidak mendapat tanggapan,” imbuh Isradi.
Sementara Camat Plaosan Edy Suntoro mengatakan, pemerintah daerah Magetan telah melayangkan surat kepada DAS Solo terkait keluhan masyarakat yang sudah 2 bulan kesulitan mengairi tanaman mereka. Sayangnya belum ada tangapan dari DAS Solo terkait keluhan petani tersebut tanpa alasan yang jelas.
“ Sejak 2 bulan yang lalu dari temen-temen petani dan perangat ini sudah bersurat bikin proposal, namun masih belum ada tanggapan. Dua bulan ini kekeringan, pintu air yang di Sarangan yang sebagian untuk pengairan selama ini ditutup sama sekali,” ujar Camat Plaosan Edy Suntoro.
Rencananya besok pihak Kecamatan Plaosan akan melakuakn mediasi dengan pemangku DAS Solo dan pejabat yang berwenang di Pemrintah Kabuoaten serta petani untuk mencari solusi.(gus/skc)