Ratusan Massa AMPT non LSM Kembali Turun Jalan

oleh -45 Dilihat
oleh
Perwakilan AMPT non LSM memberikan karangan bunga kepada Kajari sebagai bentuk dukungan pengusutan korupsi

Datangi Kantor Kejaksaan dan DPRD Ponorogo

PONOROGO, PETISI.CO – Ratusan massa AMPT (Aliansi Masyarakat Ponorogo Tertindas) non LSM, tadi pagi (9/5) kembali melakukan aksi turun jalan. Sepeti aksi-aksi sebelumnya, massa AMPT non LSM ini tetap menyuarakan berbagai  kebijakan Pemkab Ponorogo yang tidak pro rakyat dan terkesan menyengsarakan masyarakat Ponorogo.

Dimulai dari kantor Kejaksaan Negeri setempat, massa AMPT non LSM mendukung  upaya Kejaksaan dalam menangani kasus dugaan korupsi pengadaan seragam batik Reog bagi siswa SD dan SLTP. Kepada Kajari Ponorogo, Hilman Azazi, selain menyamaikan persoalan batik, Didik Hariyanto dan sejumlah perwakilan AMPT menyampaikan sejumlah dugaan penyimpangan lain yang harus bisa diungkap.

Anik Suharto, Wakil Ketua DPRD Ponorogo menemui massa AMPT non LSM

“Dalam pengadaan seragam batik Reog ini, banyak kejanggalan di dalamnya, mulai penunjukkan CV. Elemen sebagai pelaksana hingga kepemaksaan murid SD dan SLTP untuk membeli seragam tersebut,” kata Didik kepada Kajari.

Sementara itu, Kajari Ponorogo mengatakan pihaknya saat ini sudah mulai melakukan penyelidikan dan pendalaman materi pengadaan batik Reog.

“Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasusnya. Dalam persoalan ini kami kan harus tahu siapa yang mengarahkan, siapa pelaksananya, siapa yang dirugikan dan siapa yang diuntungkan. Kami berterima kasih atas dukungan dari masyarakat ini,”kata Kajari.

Massa AMPT non LSM menggelar orasi dan membentangkan poster

Setelah diterima Kajari, massa AMPT non LSM selanjutnya menuju gedung DPRD setempat untuk bertemu dengan wakil rakyat dan menyampaikan aspirasinya. Dalam aksinya, massa AMPT juga membawa sejumlah poster yang berisi berbagai kekecewaan masyarakat. Kekecewaan  tersebut diantaranya berbunyi, “Dana pembinaan PKL dikorupsi, usut korupsi di Perdakum”, “Ipong minggato, rakyat wis menderita”, “Ipong datang, Ponorogo ludes” dan “lawan arogansi bupati”.

Selain orasi dan membentang sejumlah poster, massa AMPT non LSM juga membakar miniatur ‘’Tugu Pengetan’’ yang terpasang foto Bupati, Sekretaris Satpol PP, Lilik Slamet Raharjo, Kepala Dinas Perdakum dan seluruh anggota DPRD. Pembakaran Tugu Pengetan ini melambangkan matinya hati nurani pemimpin dan para wakil rakyat Ponorogo.

Di sisi lain, sejumlah perwakilan AMPT diterima Anik Suharto, Wakil Ketua DPRD. Setelah melakukan dialog sejenak, Anik didampingi perwakilan AMPT menemui massa di luar gedung. Kepada massa AMPT Anik menyampaikan permohonan maafnya karena banyak anggota dewan yang sedang tugas dan tidak bisa menemui massa.

Aksi massa AMPT non LSM

“Senin depan, kami jadwalkan dialog antara AMPT non LSM dengan Komisi A DPRD, Kabag Hukum Pemkab dan dari Satpol PP,” kata Anik di depan ratusan massa.

Meski sedikit kecewa, Didik Hariyanto mengaku senang masih ada anggota dewan yang mau peduli dengan apsirasi rakyat Ponorogo. “Kami heran saja, surat pemberitahuan sudah beberapa hari kami sampaikan, namun ketika kami datang hanya pak Anik seorang yang menemui kami. Tapi Alhamdulillan beliau mau mengagendakan untuk mempertemukan kami dengan Kabag Hukum, Satpol PP dan Komisi A,” kata Didik.

Meski sebelumnya AMPT sudah menyiapkan materi yang hendak disampaikan kepada dewan, namun karena banyaknya anggota dewan yang tidak ada di kantor, materi tersebut akan disampaikan dalam agenda dialog dengan sejumlah pihak Senin depan. (rib)