Ratusan Massa Getol Gelar Aksi Demo dan Penempelan Cap Tangan

oleh -100 Dilihat
oleh
Seorang massa aksi sedang melakukan penempelan cap tangan di kain berwarna putih sebagai bentuk penolakan terhadap UU Omnibus Law.
Bentuk Penolakan UU Omnibus Law

SURABAYA, PETISI.CO – Ratusan massa Gerakan Tolak Omnibus Law (GETOL) Jatim kembali menggelar demo di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Kedatangan massa pada hari Selasa (10/11/2020), menuntut pemerintah agar segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) dan mencabut UU Omnibus Law.

Massa Getol sendiri setidaknya terdiri dari beberapa element gabungan, seperti buruh, petani, hingga mahasiswa.

Danis Saniar Yuliaparipurna selaku Koordinator Getol Jatim.

Selama menjalankan aksinya, para demonstran melakukan beragam kegiatan, salah satunya dengan cara membentangkan kain berwarna putih. Kemudian mereka melakukan aksi menempelkan cap tangan sebagai bentuk simbolis penolakan kepada sahnya UU Omnibus Law tersebut.

Danis Saniar Yuliaparipurna selaku Koordinator Getol Jatim mengatakan, demo kali ini dilakukan sebagai bentuk penyampaian pesan penolakan pada UU Omnibus Law.

“Jadi kami ingin menyampaikan pesan pada masyarakat terkait gerakan tolak omnibus law yang dilakukan oleh GETOL Jatim,” kata Danis.

Danis menjelaskan, Omnibus Law ini dirasa sangat merugikan masyarakat, selain itu juga membawa dampak negatif bagi lingkungan.

“Kami juga menyampaikan pesan lewat teatrikal bagaimana omnibus law itu mencekik dan justru semakin memperparah kerusakan lingkungan, agraria dan kesejahteraan buruh pada umumnya,” jelasnya.

Rencananya aksi serupa akan kembali dilakukan pada tanggal 17 November 2020 mendatang. Sedangkan untuk tatanan konsepnya masih akan dikoordinasikan secara internal.

Ketika ditanya perihal alasan penyelenggaraan demo yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Danis menegaskan bahwa pata buruh, tani, dan nelayan merupakan pahlawan yang keberadaannya sering terpinggirkan.

“Teman-teman petani tadi juga membawa hasil bumi yang mana merupakan kerja keras rakyat yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyat sendiri,” terang dia.

“Mereka juga membawa hasil pertanian yang bisa dibeli dengan harga selayaknya dan ada yang membagikan secara cuma-cuma dari lahan langsung,” tandasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.