Ribuan Peternak Blitar Ancam Datangi Istana Negara di Jakarta

oleh -52 Dilihat
oleh
Peternak ayam se-Kabupaten Blitar, mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Blitar di Kanigoro

BLITAR, PETISI.CO – Meroketnya harga jagung yang hampir tidak terjangkau oleh  peternak ayam se-Kabupaten Blitar, Senin (15/10),  mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Blitar di Kanigoro. Mereka menggelar aksi demo besar-besaran, menuntut agar orang nomor satu di Pemkab Blitar memberikan solusi atas kelangkaan tersebut.

Sambil berorasi, mereka membentangkan berbagai poster konfirmasi, Presiden harus copot Menteri Pertanian, normalkan harga jagung, simpan peternak kerakyatan, turunkan Menteri Pertanian.

Bahkan menyindir kebijakan pemerintah melalui Menteri Pertanian yang menyediakan makanan ke luar negeri.

Sukarman, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Blitar  mengatakan,  sekarang harga jagung di pasaran mencapai Rp 5,200 hingga Rp.5.500 per kilogram. Disamping harga melambung tinggi, barang juga menghilang dari pasaran. Sedangkan  harga telur ayam justru merosot sampai  per kilogram Rp 15 ribu.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 tahun 2018, lanjut Sukarman, harga jagung di tingkat petani ditetapkan Rp 3.100 per kilogram. Sedangkan di tingkat petani atau peternak Rp 4.000 per kilogram.

“Kalau benar kenapa peternak dalam negeri masih kesulitan jagung? Dengan melambungnya harga jagung dan anjloknya harga telur sehingga peternak ayam petelur merugi Rp 3000 / kg,” keluh Sukarman.

Menurutnya, kebutuhan jagung untuk peternak ayam di Kabupaten Blitar mencapai 1.500 ton yang berasal dari jumlah 4,431 peternak dengan jumlah populasi ayam petelur mencapai 11 juta ekor.

Dengan kondisi seperti ini, peternak ayam di Kabupaten Blitar dapat memperoleh jagung, meskipun dengan harga yang mahal. Kalau kondisi seperti ini terus  peternak ayam bisa gulung tikar.

“Harga telur saat ini kan sekitar Rp 15 ribu. Nah, dengan harga itu tidak sebanding dengan harga jagung yang mahal. Terpaksa beberapa peternak ayam ada yang menggunakan karak (nasi kering). Tapi resikonya membuat kualitas telur tidak baik, ”pungkasnya.

Terkait hal tersebut, pihaknya meminta agar Bupati Blitar ikut menjembatani dan menyampaikan keterangan peternak ke pemerintah pusat, agar kelangkaan jagung dan melambungnya harga jagung cepat teratasi. Demikian halnya dengan peternak ayam di Kabupaten Blitar tidak terancam gulung tikar.

Menurut Sukarman, jika dalam waktu 1 sampai 2 minggu ke depan tidak ada jawaban  dari Bupati Blitar tentang kesanggupan masalah ini, maka akan melakukan demo besar besaran ke Pemerintah Pusat di Jakarta, bersama ribuan peternak se-Kabupaten Blitar dan gabungan peternak Kabupaten Tulungagung dan Kediri akan mendatangi Istana Negara.

”Sampai tanggal 21 Oktober mendatang tidak ada tindak lanjut, kami akan datang ke Istana Negara,” ancamnya.

Disisi lain, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Blitar, Dicky Cobandono mengatakan, pihaknya telah menampung aspirasi  peternak ayam petelur dan akan disampaikan ke bupati untuk di tindaklanjuti ke pemerintah pusat.

“Sebenarnya, beberapa kali, pemkab Blitar sudah mengambil langkah dengan mengirim surat kepada Menko Perekonomian agar masalah ini ada solusi,” terangnya.

Sementara itu Bupati Blitar Rijanto tidak dapat menemui para peternak yang melakukan aksi demo, sebab pada waktu yang bersamaan  bupati berada di Jakarta untuk keperluan dinas.

Sementara itu menurut Wawan Widianto Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, sebetulnya pihaknya sudah melakukan berbagai langkah untuk menyelesaikan masalah ini, dan dengan demikian dapat membantu dengan Kemendag dan Kementan. Namun surat itu masih belum ada jawaban.

Untuk itu pihaknya tidak bisa berbuat banyak, pasalnya Pemkab Blitar tidak memiliki kewenangan untuk membuat aturan-aturan tertentu agar masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat.

“Intinya kami juga menunggu respon positif dari pusat untuk mengatasi masalah kelangkaan jagung ini,” pungkasnya. (min)

No More Posts Available.

No more pages to load.