Risma “Meledak” Saat Ketahui Mobil PCR Bantuan BNPB Pindah ke Daerah Lain

oleh -127 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat berada di dapur umum, Balai Kota Surabaya, Jumat (29/5/2020).

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini “meledak” saat mengetahui dua unit mobile Polymerase Chain Reaction (PCR) yang seharusnya diperuntukkan untuk melakukan rapid test dan swab test massal bagi warga Kota Surabaya, malah dipindahkah oleh Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Jatim ke daerah lain (Tulungagung dan Lamongan).

“Enggak bisa kerja, siapa yang enggak bisa kerja?,” kata Risma dengan nada yang tinggi, saat di Halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (29/5/2020).

Perlu diketahui, mobil PCR itu  merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, yang digunakan untuk melakukan pemutusan mata rantai Covid-19 di Kota Surabaya.

Dijadwalkan pada hari ini, jika mobil PCR itu datang maka pihak Pemkot Surabaya akan melakakukan test massal kepada ratusan warganya yang di wilayah Tanah Kali Kedinding, Surabaya. Namun dikarenakan adanya kejadian ini, agenda yang telah dipersiapkan tersebut haruslah batal.

“Pada saat itu, sudah disiapkan kawasan di Tanah Kali Kedinding. Warga 200 orang sudah disiapkan, tenaga medis dengan APD (alat pelindung diri) lengkap juga sudah menunggu. Pagi harinya masih ada komunikasi kalau mobil itu akan datang,” terang Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M. Fikser.

Fikser menjelaskan, pihaknya tidak mendapatkan koordinasi lebih lanjut perihal berpindahnya hak atas pinjaman mobil PCR dari Pemkot Surabaya ke daerah lainnya. Padahal penjadwalan test dan penghitungan total warga yang akan dilakukan test sudah sesuai hitungan (by name, by address).

“Kita juga gak menyangka tanpa koordinasi itu beralih, kita sudah siapkan jadwal setelah hari ini dimana, kemana, kemana. Jumlah warga by name by address sudah kita datangkan, hal itu juga membuat teman-teman yang sudah menyusun semua penanganan strategi di lapangan kan berubah,” ucapnya.

Saat ini, pihaknya sangat menyesalkan atas terjadinya hal tersebut. Pasalnya, pada saat ini Kota Surabaya memang benar-benar membutuhkan keberadaan mobile PCR tersebut. “Karena memang kita sangat membutuhkan, nah tapi kenapa mobil itu dialihkan ke kabupaten lain dan itu dialihkan langsung dua mobil,” jelasnya.

Ketika ditanya terkait alasan berpindahnya dua unit mobil PCR itu, Fikser dengan tegas tidak mengetahui alasannya apa. Namun, ia mengungkapkan hal yang membuat Risma sangat marah dikarenakan warganya sudah menunggu dan bersedia untuk melakukan rapid test dan swab test secara massal.

“Bu Risma marah itu karena warganya sudah nunggu, Bu Risma marah itu karena warganya sudah patuh dan taat kepada peraturan yang ditetapkan. Kan kalau begini kasihan warga yang sudah nunggu lama. Kan kalau tidak jadi, bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik sebelumnya,” tegasnya.

“Nanti, kalau tidak begini Ibu dibilang tidak bekerja, pemkot tidak melakukan apa-apa. Tapi di sisi lain bilang data tertinggi, pada saat kita mau melakukan sesuatu ternyata seperti ini jadinya,” tutup fikser Fikser. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.