Sambut Imlek, Klenteng Teng Swie Bio Krian Mandikan Patung Dewa Dewi

oleh -139 Dilihat
oleh
Pengurus Klenteng Teng Swie Bio Krian, Ketua Liliana Anggraheni (kiri) dan Humas Hengky Rianto (kanan) memandikan patung dewa dewi

Sidoarjo, petisi.co – Jelang perayaan tahun baru China 2576 Kongzili, Klenteng Tri Dharma Teng Swie Bio Krian, melaksanakan tradisi sakral memandikan rupang (patung dewa-dewi).

Ketua Klenteng Teng Swie Bio, Liliana Anggraheni, menjelaskan ritual memandikan patung dewa dewi menjadi bagian penting dari persiapan menyambut Tahun Ular Kayu, sekaligus simbol pembersihan spiritual umat Tri Dharma.

“Sebelumnya sudah diawali dengan prosesi doa mengantar dewa-dewi ke surga. Setelah itu, rupang dalam keadaan kosong dimandikan sebagai simbol pembersihan, seperti manusia yang harus membersihkan diri dan ganti baju,” terang Liliana, Sabtu (25/1/2025).

Liliana menyebut ada ada 11 rupang yang dimandikan dengan air suci yang telah dicampur teh. Dari 11 rupang yang disucikan, terdapat satu patung tertua yang diwariskan oleh nenek moyang.

“Pertama rupang yang dimandikan yakni patung tuan rumah kong co tong Tek cun ong dan Mak co dhien sang sengu. Kemudian menyucikan patung tertua yang umurnya telah ada sejak klenteng ini berdiri di tahun 1889,” tuturnya seraya menunjukan rupang yang dimaksud.

Selain memandikan patung dewa-dewi, umat Konghucu dibantu warga muslim setempat membersihkan klenteng. Mulai dari atap, meja hingga altar tempat ibadah juga tak luput dari aksi bersih-bersih.

“Ini wujud keguyupan dan kebersamaan antar warga, meski beda agama. Umat muslim sukarela membantu kami membersihkan klenteng. Mulai dari ornamen lampion, atap hingga meja dan altar untuk ibadah sembahyang yang akan digunakan saat ibadah malam jelang Imlek selasa (28/1/2025),” kata dia.

Liliana mengatakan ritual memandikan rupang memiliki makna mendalam. Selain untuk menghormati para dewa-dewi, tradisi ini juga menjadi momen refleksi bagi mereka untuk menyucikan hati dan pikiran menyambut tahun baru.

“Ritual ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga kebersihan lahir dan batin,” ujarnya.

Melalui tradisi menyucikan rupang, Klenteng Teng Swie Bio tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat spiritualitas umat Tri Dharma. Ritual ini menjadi simbol penting dari kebersihan, harmoni, dan harapan untuk tahun yang lebih baik.

“Harapannya di tahun ular kayu, kita semua masyarakat Indonesia agar selalu diberikan kemakmuran, kesehatan dan keberuntungan. Selain itu Indonesia tetap damai dan tentram,” pungkas Liliana. (luk)