Surabaya, petisi.co – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur (Jatim) menyebut partainya memiliki banyak kader yang punya potensi menjadi calon ketua DPD Partai Golkar Jatim. Namun, dia masih merahasiakan nama-nama kandidat yang akan bertarung di Musda Partai Golkar Jatim.
“Saya sering ditanya wartawan siapa saja calon ketua DPD Partai Golkar Jatim. Tapi, saya tidak pernah menyebut nama,” kata Sarmuji pada acara pembukaan Bimtek “Optimalisasi Tupoksi DPRD Provinsi/Kab/Kota dan Fraksi Partai Golkar Tahun 2025 di Hotel Double Tree, Surabaya, Kamis (23/1).
Menurutnya, calon ketua DPD Partai Golkar Jatim yang punya potensi itu berasal dari berbagai sumber. Antara lain, dari unsur DPRD Jatim, pengurus DPD Partai Golkar Jatim, DPR RI, DPP Partai Golkar dan Kepala Daerah terpilih dari Partai Golkar.
“Meski saya tak pernah menyebut nama, ternyata banyak media yang sudah menyebutkan nama-nama calonnya. Saya juga ditanya kapan Musda akan digelar. Jadualnya bisa dilaksanakan Februari, Maret dan April. Tapi intinya penjadwalan dari DPP,” jelasnya.
Sejumlah kandidat ketua DPD Partai Golkar Jatim yang bermunculan di media massa, diantaranya Blegur Prijanggono (Wakil Ketua DPRD Jatim), Kodrat Sunyoto (anggota DPRD Jatim), Pranaya Yudha Mahardhika (Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim) dan Wali Kota Pasuruan terpilih Adi Wibowo.
Ada juga nama Anggota DPR RI Ali Mufthi, yang merupakan legislator dari Dapil Jatim VII, Zulfikar Arse Sadikin yang merupakan Anggota DPR RI Golkar dari Dapil Jatim III. Nama lain yang juga muncul adalah Heru Tjahjono yang juga mantan Sekdaprov Jatim.
“Jadi, banyak calon yang punya potensi. Siapa orangnya, sebenarnya saya tidak menyebutkan karena banyak sekali nama calon yang beredar. Seperti, ada juga calon dari unsur ketua DPD kabupaten/kota” ungkap Sekjen DPP Partai Golkar ini.
Dalam kesempatan itu, Sarmuji mengingatkan kepada anggota DPRD kab/kota dan provinsi Partai Golkar yang dilantik bahwa fraksi itu kepanjangan tangan partai di dapil masing-masing, sekaligus etalase sebuah partai. Baik buruknya partai, salah satunya ditentukan oleh baik buruknya kinerja dari fraksi.
“Apa yang diperjuangkan fraksi di dapilnya masing-masing akan dinilai oleh rakyat. Dan partai punya kepentingan terhadap fraksi, karena anggota fraksi pasti punya basis konstituen memadai, punya jaringan orang-orang cukup kuat. Jadi, tidak mudah untuk jadi anggota fraksi,” paparnya. (bm)